Rezim Assad Diprediksi Diambang Keruntuhan
19 Juli 2012Serangan bom terhadap markas komando aparat keamanan Suriah Rabu (18/07), yang menewaskan tiga pejabat tinggi kunci dalam pemerintahan presiden Bashar al Assad dipandang oleh Amerika Serikat sebagai pertanda awal dari keruntuhan rezim di Damaskus. Jurubicara dewan keamanan nasional Gedung Putih Tommy Vietor mengatakan, rezim Assad mulai kehilangan kontrol, terhadap kelompok perlawanan yang semakin kuat dan kompak.
Serangan bom di markas badan keamanan nasional di Damaskus Rabu menewaskan menteri pertahanan, jenderal Daoud Rajha, kepala dinas rahasia yang juga ipar Bashar al Assad, Assef Shawkat, serta kepala sel penanggulangan krisis. jenderal Hassan Turkmani. Pemerintah di Damaskus menyebut serangannya dilancarkan kelompok teroris.
Pukulan keras untuk rezim
Komandan kelompok perlawanan Suriah mantan perwira militer yang desersi, brigadir jenderal Fayez Amr mengatakan di markas komando bersama pembangkang di Turki, serangan bom itu merupakan indikasi awal bagi runtuhnya rezim di Damaskus.
"Kekuatan rezim tidak ada artinya lagi jika menghadapi serdadu yang kehilangan semangat bertempur, karena mereka tahu itu memerangi rakyatnya sendiri", kata perwira senior pasukan Suriah yang melakukan desersi itu kepada kantor berita Reuters. "Kemenangan bagi kelompok perlawanan semakin dekat."
Organisasi pemantau hak asasi manusia Suriah yang bermarkas di London menegaskan, tewasnya Assef Shawkat yang selama ini memainkan peranan utama dalam operasi menghancurkan kelompok revolusioner anti-rezim, khususnya di provinsi Homs, merupakan pukulan keras untuk pemerintahan di bawah presiden Bashar al Assad.
Setelah tewasnya Rajha, Assad segera menunjuk jenderal Fahd al-Freij yang mantan panglima militer sebagai menteri pertahanan baru. Jenderal al-Freij langsung tampil di televisi dan dalam pidatonya menegaskan, "Akan terus mengejar gerombolan penjahat yang bertanggung jawab bagi serangan bom itu, serta memotong tangan mereka yang mengancam keamanan".
Sementara ini dua kelompok pemberontak anti rezim mengaku melancarkan serangan maut di Damaskus itu. Yakni kelompok pemberontak militan Islam, Liwa al-Islam serta kelompok tentara pembebasan Suriah Free Syrian Army (FSA).
AS/AB (Reuters, AFP, dapd)