Ribuan Warga Tuntut Presiden Filipina Mundur
15 Februari 2008
Sekitar 10 ribu orang berdemonstrasi di Makati, kawasan perbankan dan keuangan di ibu kota Filipina. Di antaranya terdapat kelompok kiri, kelompok yang didukung oleh Gereja Katolik, dan tak kalah penting juga kelompok-kelompok yang didukung oleh Makati Business Club, salah satu asosiasi perdagangan yang paling berpengaruh di ibu kota Filipina itu.
Jadi tak heran, bahwa tuntutan mundur terhadap Presiden Gloria Macapagal Arroyo kali ini terkait erat dengan korupsi. Seorang demonstran mengatakan, “Kami menuntut adanya perubahan sistem politik. Khususnya, menuntut Presiden Gloria Macapagal Arroyo untuk mundur. Rezimnya betul-betul bobrok, korup dan represif.”
Kasus korupsi yang mencuat belakangan ini terkait langsung dengan Presiden Arroyo dan suaminya. Disebutkan, suami Arroyo menerima uang semir 100 juta Dollar AS dari sebuah proyek telekomunikasi. Menurut Rodolfo Lozada, saksi utama kasus ini, ketua panitia Pemilu Filipina, Benjamin Abalos juga menerima uang pelicin yang jumlahnya lebih besar untuk menggolkan proyek Telekomunikasi antara ZTE, sebuah perusahaan Cina, dan pemerintah Filipina itu.
Ketika skandal terbongkar, deal bisnis yang mencapai 329 juta Dollar tersebut langsung dibatalkan. Dengan sigap, Presiden Arroyo juga menyatakan akan segera mengusut tuntas kasus itu.
“Masalah ini saya anggap amat serius. Dan saya telah mengambil langkah untuk menghentikannya. Saya melakukannya secepat mungkin, tanpa merusak hubungan atau membahayakan perdagangan kita dengan Cina.”
Namun kepercayaan rakyat Filipina tampaknya mulai luntur. Bahkan ancaman pembunuhan terhadap Arroyo oleh kelompok radikal Abu Sayyaf dan Jemaah Islamiyah, yang kerap ia ungkit, kini ditepis oleh masyarakat Filipina yang menganggapnya sebagai upaya mengalihkan perhatian.
Tuntutan mundur pun semakin keras. Dan ternyata, penyidikan skandal korupsi itu kini dibekukan kembali atas perintah Presiden Arroyo. Belum dapat diramalkan, apakah gerakan rakyat Filipina “People’s Power” akan kembali bergulir. Namun Ketua Komisi Pengadilan Senator Francis Escudero menilai kemungkinannya tipis, bahwa Arroyo akan mundur.
Ia mengatakan, “Saya meragukan bahwa ia akan mengundurkan diri, apalagi bahwa sebuah mosi tidak percaya bisa diluncurkan. Pasalnya, Arroyo masih memiliki dukungan kuat. “
Mayoritas anggota parlemen berasal dari partai-partai yang berkoalisi agar dapat memerintah, dan seperti juga sejumlah jenderal, mereka masih mendukung Arroyo.
Sementara itu, masyarakat sipil dan media terus mendesak militer dan polisi agar lebih mengutamakan rakyat dan konstitusi Filipina dan menolak dijadikan boneka oleh tokoh yang kerap melanggar sumpahnya untuk melayani dan membela rakyat. (ek)