Rusia: "Tak Seorang Pun Warga Sipil Ukraina Alami Kekerasan“
5 April 2022Makin sulit bagi pemerintah Rusia membantah apa yang terjadi di Bucha, kota kecil sekitar 25 kilometer dari Kyiv, yang sempat diduduki militer Rusia Ketika mengepung ibukota Ukraina. Namun karena perlawanan sengit dan korban di pihak sendiri makin banyak, Rusia akhirnya minggu lalu menarik mundur hampir semua pasukan dari sekitar Kyiv dan Kawasan utara Ukraina.
Apa yang ditinggalkan militer Rusia dan kemudian ditemukan pasukan Ukraina dan wartawan yang masuk ke Bucha adalah gambaran mengerikan. Mayat-mayat warga sipil berserakan di jalan, di halaman rumah, dan tempat-tempat umum. Ada yang ditembak ketika naik sepeda, ada yang dibunuh dengan tangan terikat. Ada mayat korban-korban sipil yang siap dibakar di bawah tumpukan ban.
Setelah merebut kembali Bucha, pihak Ukraina segera melakukan dokumentasi dan penyelidikan untuk mengumpulkan bukti-bukti pembunuhan warga sipil. Setelah itu para wartawan diundang ke lokasi untuk menyaksikan situasi di Bucha.
Rusia bantah militernya lakukan pembunuhan warga sipil
Sejak awal, Rusia membantah berita-berita tentang Bucha dan mengatakan, semuanya adalah "adegan pesanan”. Argumen ini memang sering diajukan Rusia, yang sebelumnya juga pernah melansir berita bahwa korban ibu hamil yang tewas setelah rumah sakit anak diserang adalah seorang pemain teater yang memainkan adegan itu.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyebut gambar-gambar dari Bucha sebagai "provokasi anti-Rusia yang dikelola pemeran panggung.'' Juru bicara pemerintah Dmitry Peskov mengatakan gambar itu berisi "video pemalsuan dari berbagai pemalsuan.''
Ketua parlemen Rusia Vyacheslav Volodin menerangkan: "Situasi di Bucha adalah provokasi yang ditujukan untuk mendiskreditkan Rusia. Washington dan Brussels adalah penulis skenario dan sutradara dan Kyiv adalah aktornya." Volodin menegaskan: "Tidak ada fakta-faktanya.”
Sebelumnya pihak Rusia sudah menyatakan, tak seorang pun warga sipil yang terbunuh oleh militer Rusia. Duta Besar Rusia di PBB Vassily Nebenzia menegaskan dalam konferensi pers kepada wartawan: "Tidak seorangpun penduduk lokal yang mengalami tindak kekerasan apapun.”
Jerman dan Prancis usir puluhan diplomat Rusia
Jerman hari Senin (4/4) mengumumkan pengusiran 40 diplomat Rusia. Mereka diberi waktu lima hari untuk Kembali ke Rusia, kata Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock di Berlin.
"Sejumlah besar anggota kedutaan Rusia, yang telah bekerja setiap hari di sini di Jerman melawan kebebasan kita, melawan masyarakat kita, tidak diinginkan (berada di Jerman)," kata Annalena Baerbock. "Kami tidak akan mentolerir ini lagi," tambahnya. Keputusan itu disampaikan kepada Duta Besar Rusia di Berlin Sergei Nethayev, setelah dia dipanggil ke Kementerian Luar Negeri hari Senin.
Prancis juga mengumumkan akan mengusir sebagian diplomat Rusia yang "membahayakan keamanan". Kementerian Luar Negeri Prancis menyebut kebijakan itu diambil bersama dengan mitrta-mitra Eropa.
Hari Selasa (5/4) Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy akan berbicara dengan para diplomat di dewan Keamanan PBB untuk membahasa situasi di Bucha dan mendesak penyelidikan kejahatan perang oleh militer Rusia.
hp/as (ap, afp, rtr)