Rusia Putuskan Usir 23 Diplomat Inggris
17 Maret 2018Departemen Luar Negeri Rusia menyatakan hari ini, langkah pengusiran 23 diplomat Inggris itu adalah langkah balasan setelah 23 diplomat Rusia diusir dari Inggris, berkaitan dengan sengketa akibat serangan racun mematikan terhadap mantan mata-mata Rusia di wilayah Inggris.
Baca juga: Rusia Akan Jawab Inggris Dengan Pengusiran Diplomat Juga
Pemerintah Rusia juga akan menutup British Council di Rusia, dan merencanakan sejumlah langkah berikutnya terhadap Inggris, yang disebut mengambil "langkah-langkah bermusuhan" terhadap Rusia.
Latar belakang langkah saling usir diplomat adalah serangan terhadap mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal (69) dan anak perempuannya Yulia (33). Keduanya ditemukan tak sadarkan diri di sebuah bangku di kota Salisbury, Inggris Selatan, 4 Maret lalu.
Baca juga: Inggris, AS, Perancis, Jerman Kecam Rusia Terkait Serangan Mata-Mata
Para penyelidik kemudian menentukan bahwa mereka sakit akibat racun yang menyerang syaraf, yang diproduksi di Rusia ketika Uni Sovyet masih berdiri, sebagai bagian program perang kimia.
Perdana Menteri Inggris, Theresa May menuduh Rusia terlibat dalam serangan, dan memutuskan pengusiran 23 diplomat dari Rusia. Duta Besar Inggris bagi Rusia, Laurie Bristow, dipanggil ke Departemen Luar Negeri Rusia, hari ini untuk diberikan informasi mengenai langkah balasan Rusia.
Sergei dan Yulia Skripal masih dalam kondisi kritis di rumah sakit, demikian halnya dengan polisi yang memberikan pertolongan ketika menemukan mereka di lokasi kejadian.
Dalam pernyataan Departemen Luar Negeri Rusia, yang diberikan setelah pertemuan dengan Bristow dikatakan, 23 staf diplomatik Inggris dinyatakan "persona non grata" dan akan diusir dalam sepekan. Dalam pernyataan ditekankan, langkah ini adalah reaksi terhadap "aksi provokatif" Inggris dan "tuduhan tak berdasar" menyangkut serangan terhadap Skripal.
Izin pembukaan konsulat jenderal Inggris di St. Petersburg juga ditarik kembali. "Jika aksi-aksi bermusuhan lain diambil terhadap Rusia, pihak Rusia akan merasa berhak mengambil langkah balasan berikutnya."
"Serangan terhadap nilai-nilai internasional"
Setelah Rusia memberikan pengumuman, Bristow menyebut serangan racun syaraf terhadap Sergi Skripal dan anaknya sebagai "serangan bukan hanya terhadap Inggris, tetapi terhadap sistem berdasarkan hukum internasional, di mana semua negara, termasuk Rusia, tergantung pada keselamatan dan keamanannya."
Ia mengatakan kepada reporter, bahwa serangan dilaksanakan "menggunakan senjata kimia yang dikembangkan di Rusia dan tidak dilaporkan Rusia kepada organisasi yang mengurus pembatasan senjata kimia, padahal Rusia wajib melakukannya sesuai Konvensi Senjata Kimia.
ml/ap (rtr, afp)