Sambut Ramadan, Pemimpin Jerman Serukan Saling Menghargai
12 Maret 2024"Sungguh menyedihkan bahwa umat Islam di Jerman merasa khawatir akan masa depan yang aman," kata Olaf Scholz dalam pesan video yang dirilis menyambut bulan puasa Ramadan. "Jawaban kami terhadap hal ini harus sangat jelas: Kami tidak akan membiarkan diri kami terpecah belah sebagai sebuah negara.”
Warga negara dengan dan tanpa riwayat migrasi "tentu saja semuanya warga Jerman", kata Olaf Scholz. "Umat muslin adalah bagian dari Jerman, sama seperti umat Yahudi, Kristen, dan umat agama serta kepercayaan lain.”
Olaf Scholz mengatakan, saat mengucapkan salam ini, dia sudah bisa membayangkan munculnya komentar-komentar kebencian. "Jangan biarkan hal ini menghalangi kita,” serunya. Karena para "pengkhotbah kebencian yang terorganisir” di Internet bukanlah kelompok mayoritas di Jerman. Mayoritas adalah jutaan orang "yang turun ke jalan untuk saling menghormati dan bersatu selama berminggu-minggu.”
Bulan puasa adalah waktu khusus untuk kontemplasi dan refleksi, kata Olaf Scholz. Tradisi buka puasa bersama adalah "isyarat yang baik untuk hidup berdampingan secara damai dan rukun. Saya selalu merasa ini adalah sesuatu yang istimewa, ketika saya memiliki kesempatan untuk ambil bagian."
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Seruan untuk "jalan persaudaraan"
Ketua Konferensi Waligereja Katolik Jerman, Georg Bätzing, juga merilis pesan Ramadan. Dalam menghadapi permusuhan terhadap Muslim dan Yahudi, dia menyerukan masyarakat untuk mengikuti "jalan persaudaraan" bersama.
"Mari kita memastikan, bahwa umat Islam juga merasakan solidaritas orang lain setiap kali mereka menghadapi kebencian dan hasutan,” kata Uskup Limburg itu. "Mari kita bekerja sama untuk memastikan, bahwa orang-orang Yahudi di Jerman dapat mengandalkan solidaritas umat Kristen dan Muslim setiap kali mereka diancam dan diserang,.
"Di masa krisis yang permanen, pesan-pesan yang memberikan harapan nyata kepada masyarakat sangat dibutuhkan", kata Georg Bätzing lebih lanjut. "Sebagai umat beragama, kita harus menolak dengan tegas semua upaya kekuatan ekstremis yang memanfaatkan krisis saat ini untuk agenda pelecehan terhadap kemanusiaan.”
Jangan putus asa untuk upaya perdamaian
Uskup Georg Batzing mengingatkan, dampak perang Gaza sebagai reaksi terhadap pembantaian brutal Hamas di Israel juga dirasakan di Jerman: hidup berdampingan dalam komunitas agama menjadi tegang. "Yang lebih penting adalah, kita tetap berdialog, mengakui penderitaan orang lain, dan tidak putus asa akan perdamaian.”
Ucapan selamat berbulan puasa juga datang dari Dewan Pusat Yahudi di Jerman. Di Platform X Dewan Pusat Yahudi mengucapkan salam untuk bulan Ramadan yang penuh berkah.
Kanselir Jerman Olaf Scholz dalam ucapan Ramadannya sekaligus menyerukan gencatan senjata di Timur Tengah yang berlangsung lebih panjang, "idealnya selama bulan Ramadan.” Hal ini akan memastikan bahwa sandera Israel yang diculik oleh teroris Hamas bisa dibebaskan dan lebih banyak bantuan kemanusiaan akan tiba di Jalur Gaza," tegas kanselir Jerman itu.
"Saya yakin, sebagian besar warga Israel dan Palestina menginginkan satu hal yang sama – yaitu perdamaian,” kata Olaf Scholz. Dia dan para pemimpin lain bekerja untuk mencapai hal itu "dengan sekuat tenaga”.
hp/as (dpa, kna, epd)