Sandera Jerman Dipenggal Abu Sayyaf
27 Februari 2017Menurut polisi Filipina, kapal pria pelayar Jerman bersama istrinya yang berusia 59 tahun itu dicegat Abu Sayyaf di daerah pantai dekat Provinsi Tawi-Tawi, Filipina Selatan. Dalam insiden itu, istrinya tewas. Polisi menemukan jenazahnya di kapal.
Sejak awal, Abu Sayyaf sudah mengklaim melakukan penculikan itu. Mereka menuntut pemerintah Jerman membayar uang tebusan sebesar 30 juta Peso dan memberi batas waktu terakhir sampai hari Minggu, 26 Februari 2017.
Pria itu terakhir kali ditahan di Pulau Jolo yang terletak di Filipina Tenggara dan merupakan basis kubu Abu Sayyaf. Kabar terakhir dari pria itu muncul tanggal 14 Februari lewat video.
Pemerintah Jerman masih belum memberikan konfirmasi, apakah video itu otentik atau tidak. Kementerian Luar Negeri Jerman menyatakan sedang mempelajari video tersebut.
Suami-istri pelayar ini sudah pernah diculik oleh perompak Somalia tahun 2008 lalu. Mereka disandera selama dua bulan kemudian dilepaskan lagi. Menurut laporan media, saat itu dibayarkan uang tebusan senilai 600 ribu dolar AS. Namun seperti biasanya, tidak ada keterangan resmi tentang pembayaran uang tebusan.
Kelompok Abu Sayyaf awalnya mengklaim berjuang untuk status otonomi bagi kawasan mereka yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Namun selama beberapa tahun terakhir, mereka lebih sering melakukan aksi penyanderaan untuk mendapat uang tebusan.
Oktober 2014 Abu Sayyaf juga menyandera sekelompok wisatawan asing, di antaranya dua turis Jerman. Setelah disandera selama enam bulan, mereka dibebaskan lagi. Kelompok itu mengklaim mendapat uang tebusan lebih dari lima juta dolar AS dari pemerintah Jerman untuk kedua sanderanya.
September 2016, seorang sandera Norwegia juga dibebaskan Abu Sayyaf setelah disandera selama satu tahun. Dua sandera Norwegia lain dibunuh dengan cara dipenggal kepalanya.
hp/vlz (dpa, rtr)