Hutan di Jerman Hadapi Kemusnahan Massal
Kesehatan hutan di Jerman merosot drastis. Pemanasan global dan manajemen yang buruk jadi faktor utama kematian banyak pohon di hutan seluruh negeri. Masalah kesehatan hutan kini jadi isu nasional.
Hutan sedang sekarat
Sebagian hutan di Jerman sekarat, karena musim panas yang sangat kering dan lebih panas. Wabah kumbang pengerek kulit kayu yang menyukai panas hancurkan hutan cemara di mana-mana. Lebih banyak pohon mati di Jerman pada tahun 2020 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, termasuk pohon beech yang ditanam secara luas dalam dekade terakhir terkait ketahanan iklimnya.
Iklim atau pengelolaan hutan yang harus disalahkan?
Ketika krisis iklim dan kumbang pengerek kulit kayu yang merajalela jadi penyebab utama yang dicemaskan, pertemuan puncak hutan di Jerman bertujuan mengkaji ulang dan menyelaraskan kembali cara pengelolaan hutan. Salah satu contohnya, penanaman luas pohon cemara konifer yang tumbuh cepat setelah Perang Dunia II di habitat bukan aslinya.
Setengah dari hutan bisa mati
"Ini hutan buatan yang sedang sekarat," kata rimbawan dan penulis Jerman, Peter Wohlleben. "Ini bukan hutan alami, bukan hutan purba," katanya kepada DW. "Dalam 10 tahun ke depan, kita bisa melihat 50% atau lebih hutan mati karena pengelolaan yang buruk." Hutan cemara hanya menyimpan sekitar 5% air hujan karena pemadatan tanah saat panen. Musim panas yang kering juga menambah faktor ini.
Biarkan hutan hidup mandiri
"Untuk melawan perubahan iklim, yang terbaik adalah membiarkan hutan tumbuh dengan sendirinya" kata Wohlleben, penulis buku terlaris "The Hidden Life of Trees." "Ekosistem jika dibiarkan pada habitat sendiri akan jauh lebih tangguh." Wohlleben adalah pendiri Akademi Hutan di Jerman, yang jadi tuan rumah pertemuan puncak krisis hutan.
Hutan juga punya jejaring sosial
Pohon punya kepedulian terhadap komunitasnya, mereka belajar dari yang lainnya, terutama di saat kekeringan, kata Wohlleben. Jika satu pohon mengetahui air mulai langka, pohon ini akan meneruskan informasinya ke pohon-pohon lain dan secara kolektif mengurangi konsumsi air. "Semakin kita mengganggu jejaring sosial ini, semakin lemah hutannya," kata penulis kepada DW.
Kuncinya adalah keanekaragaman hayati
"Perlindungan keanekaragaman hayati harus menjadi dasar untuk apa pun yang kita lakukan," kata Judith Reise, seorang peneliti di Institut ekologi Jerman, terkait strategi penyelamatan hutan. Ekosistem hutan yang beragam dan tangguh hadapi perubahan iklim, perlu waktu hingga 400 tahun hingga menjadi netral karbon. Sejauh ini baru 2,8% hutan di Jerman dilindungi biodiversitasnya.
Jerman perlu hutan belantara alami
Hutan tertua yang tidak terganggu di pulau Vilm Jerman, usianya hanya sekitar 300 tahun, jelas Reise. "Kami tidak memiliki hutan belantara di Jerman," katanya. Hutan telah dikelola secara berlebihan untuk budidaya kayu, tapi juga karena kepercayaan budaya bahwa hutan juga untuk rekreasi. Itu memicu pembersihan kayu mati yang penting untuk biodiversitas.
Kayu dapat membantu mitigasi perubahan iklim
Diperlukan dorongn untuk panen kayu yang berkelanjutan, untuk melawan perubahan iklim. Terutama memakai material kayu untuk menggantikan bahan bangunan dengan emisi karbon tinggi seperti baja dan beton. "Ini bisa menjadi solusi yang sangat kuat," kata Christopher Reyer, peneliti di Institut Penelitian Dampak Iklim di Potsdam.