Sepakbola Awali Normalisasi Aleppo
Sejumput normalitas kembali hadir di Aleppo dalam bentuk pertandingan sepakbola Liga Primer Suriah. Kota yang remuk oleh perang saudara itu akhirnya bisa kembali menikmati masa damai, meski hanya beberapa jam saja.
Laga Perdana di Tepi Kota
Dua klub asal Aleppo, Al-Ittihad dan al-Hurriya, mengembalikan sejumput normalitas ke kota yang remuk oleh perang saudara sejak 2012. Kedua klub melakoni pertandingan pertama Liga Primer Suriah yang sejak berkecamuknya perang, cuma diikuti oleh klub-klub di kota yang belum tersentuh konflik.
Cengkraman Assad
Laga sepakbola di Aleppo juga merupakan upaya pemerintah Suriah buat mengembalikan kekuasaan penuh atas kota-kota yang direbut dari pemberontak. Namun selain laga pertama yang cendrung bersifat simbolik itu, Federasi Sepakbola Suriah (SAFF) belum merencakan pertandingan lanjutan.
Antusiasme Warga
Betapapun juga, warga Aleppo menyambut hangat kembalinya sepakbola ke kota mereka. "Pertandingan terakhir yang saya sambangi adalah tahun 2010," kata Mohammed Ali, salah seorang pendukung klub lokal. Sejak perang 2012 silam, sebanyak 310.000 orang tewas dan jutaan lainnya mengungsikan diri dari Suriah.
Tegang Ihwal Keamanan
Kepolisian dan militer menurunkan personil bersenjata lengkap buat menjaga pertandingan perdana di Aleppo. Sejak 2012 Liga Primer Suriah hanya diikuti sejumlah kota, yakni Damaskus, Homs, Hama dan Lattakia.
Masa Depan Suram
Menyusul perang banyak pesepakbola professional Suriah yang mencoba mengadu nasib di luar negeri. Menurut pengamat sepakbola Suriah, Mohammed Nasser, situasinya bertambah runyam sejak beberapa tahun belakangan. "Beberapa pemain bahkan tewas ditembak di tengah pertandingan," ujarnya.
Harapan Membuncah
Salah seorang pecinta sepakbola asal Aleppo, Ghassan Mahmoud, mengatakan sempat merasa sedih lantaran hilangnya sepakbola dari Aleppo. "Tapi kini keamanan sudah membaik, dan kami harap pendukung klub akan mulai kembali memenuhi stadion," ujarnya.