Shinzo Abe Kembali Jadi PM Jepang
26 Desember 2012Shinzo Abe adalah perdana menteri Jepang ke tujuh dalam waktu enam tahun. Rabu (26/12) parlemen menyatakan dukungan bagi pria berusia 58 tahun itu. 2007 ia mengundurkan diri dari jabatan perdana menteri setelah hanya menjabat satu tahun, karena skandal yang merundung kabinetnya.
Dukungan Mayoritas
Partai LDP yang telah lama memerintah di Jepang berhasil menduduki 294 dari 480 kursi dalam pemilihan umum di majelis rendah. Mitra koalisinya, New Komeito, mendapat 31 kursi. Dengan demikian, koalisi itu mendapat dua pertiga mayoritas suara. Partai Demokrasi (DJP) yang terakhir memerintah di bawah Perdana Menteri Yoshihiko Noda (55) kalah telak dalam pemilu itu, dan hanya memperoleh 60 kursi.
Pemilu di majelis rendah Jepang adalah pemilu pertama setelah bencana nuklir Fukushima tahun 2011. Dengan Shinzo Abe, seorang pendukung energi nuklir kembali berada di pucuk kekuasaan Jepang. Memang perdana menteri yang lalu, Yoshihiko Noda telah mengumumkan penghentian penggunaan energi nuklir hingga 2040, tetapi pengamat memperkirakan, LDP kemungkinan besar akan membatalkannya. Padahal sebagian besar rakyat Jepang mendukung penghentian pemakaian energi nuklir.
Resesi Tak Kunjung Henti
Shinzo Abe umumkan perubahan haluan besar-besaran dalam beberapa bidang politik penting. Jepang sudah berada dalam resesi ke empat kalinya sejak tahun 2000. Selain itu, Jepang terus menderita deflasi, di mana harga dan minat investasi terus menurun.
Abe, yang kakeknya juga pernah menjadi perdana menteri, kini mendesak bank sentral Jepang untuk melonggarkan politik keuangannya. Pasar uang kini sudah memberikan reaksi. Hari Rabu (26/12) Nikkei melonjak ke nilai tertinggi sejak sembilan bulan terakhir. Sedangkan mata uang Yen kini mencapai harga terendah dalam 20 bulan terakhir. Ini memberikan keuntungan bagi perusahaan ekspor.
Sampai 2009 Partai LDP hampir tidak berhenti memerintah Jepang sejak Perang Dunia II. Tetapi belakangan ini partai itu semakin tercekik perebutan kekuasaan di kalangan sendiri, dan berbagai skandal. Akibatnya rakyat menarik kepercayaan dan suara mereka dalam pemilu. Partai DJP yang baru saja mengakhiri jabatannya sekarang menghadapi masalah serupa. Selain itu, banyak warga Jepang menganggap DJP gagal menangani masalah bencana alam dan kecelakaan di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima.
ML / DK (afp, ap, dpa)