Singapura Tawarkan Bantuan Militer ke Filipina
19 Juli 2017Singapura menawarkan drone intai dan latihan perang kota kepada militer Filipina untuk membantu perang melawan gerilayawan Islam di Marawi dan mencegah penyebaran gerakan terorisme ke negara lain di Asia Tenggara.
Menteri Pertahanan Singapura, Ng Eng Hen, mengatakan pihaknya juga menawarkan fasilitas latihan untuk digunakan militer Filipina dan meminjamkan pesawat C-130 untuk mengangkut bantuan kemanusiaan dan evakuasi penduduk dari wilayah konflik.
Setelah tiga bulan melancarkan operasi pembebasan Marawi, Filipina belum berhasil menumpas pemberontakan kelompok militan Islam yang berafiliasi dengan Islamic State tersebut. Sejauh ini sudah lebih dari 550 orang tewas, termasuk di antaranya 413 gerilayawan dan 98 serdadu pemerintah.
Militer Filipina yang berpengalaman bertempur di dalam hutan dalam menumpas separatisme terkesan kesulitan begitu menghadapi pertempuran kota. "Kami memahami area di Marawi dan sekitarnya sangat besar. Ada banyak pulau-pulau. Jadi pengintaian menjadi masalah," kata Ng Eng Hen seperti dikutip The Straits Times.
Singapura tercatat memiliki dua tipe drone, yakni Heron 1 yang memiliki daya jelajah sejauh 200km dan mampu terbang selama 24 jam, serta Hermes 450 yang berdaya jelajah lebih pendek dan hanya bisa terbang selama 14 jam.
Selain patroli gabungan tiga negara di Laut Sulu, Filipina juga mendapat bantuan berupa pesawat pengintai dari Australia dan Amerika serikat, serta senjata dan amunisi dari Cina.
Menhan Singapura, Ng Eng Hen, meyakini Filipina akan mampu membebaskan Marawi, namun "upaya lanjutan tetap dibutuhkan untuk memastikan bahwa sel-sel teror tidak mengakar di Selatan Filipina karena ini akan menimbulkan ketidakstabilan di negara lain di ASEAN," ujarnya. Terlebih menurut Hen, Islamic State bisa menggunakan Marawi untuk "melancarkan serangan terhadap kota-kota lain di FIlipina dan ASEAN, dan mengkoordinir serangan di Indonesia, Malaysia dan Singapura."
rzn/hp (afp,rtr)