Sisa Minyak di Teluk Meksiko
25 Februari 2013Walau genangan minyak tidak lagi terlihat, tidak berarti telah hilang sama sekali. Hampir setengah dari minyak mentah tidak kembali ke permukaan air. "Persediaan minyak tersebut punya tekanan yang sangat tinggi", jelas Antje Boetius, ahli biologi institut Alfred Wegener (AWI). Minyak mengalir ke air melalui bukaan yang sangat tipis. Sehingga keluarnya setetes demi setetes. Banyak minyak yang bertahan di dasar laut.
Bakteri Pemakan Minyak
Bakteri ini secara perlahan mengurai permadani minyak di laut dalam. Ini hal yang positif, karena berarti minyak akan menghilang. Tapi hasil penguraian bisa mengandung racun, ujar Detlef Schulz-Bull, ahli kimia institut Leibnitz. Ini tergantung dari komposisi minyak.
Minyak bumi misalnya mengandung senyawa aromatik yang sangat beracun dan sulit untuk diurai. Jika bakteri memakan kandungan minyak bumi tersebut, sulit untuk menilai tingkat keracunan produk yang terurai, tambah Schulz-Bull. Ini karena campuran setelah proses penguraian bakteri menjadi semakin kompleks. "Ada kemungkinan kadar racun bertambah."
Masalah utamanya adalah: Produk yang diurai bakteri, seperti asam lemak lebih mudah larut dalam air dibandingkan senyawa sebelumnya. Sehingga organisme laut cebih cepat memakannya. Lewat rantai makanan, racun bisa sampai ke piring makan manusia.
Masalah selanjutnya, bakteri butuh banyak oksigen. Sehingga laut bisa kekurangan oksigen. Lalu masih ada bakteri lain yang tidak memerlukan oksigen. "Bakteri ini ada efek sampingnya. Mereka menghasilkan sulfida yang tidak disukai cacing, kerang dan ikan", tambah ahli biologi Boetius.
Penguraian Secara Alami Terhambat
Untuk mencegah minyak di permukaan air sampai ke pesisir, dispersan kimiawi beracun Corexit disemprotkan dalam jumlah banyak ke permadani minyak. Memang minyak pada permukaan larut, tapi ada masalah baru yang tercipta. Minyak dan Corexit larut ke dalam air dan meracuni bakteri, larva ikan, dan mikroorganisme lainnya.
Pembakaran tumpahan minyak (in situ burning) yang dilakukan di Teluk Meksiko juga bukan langkah yang tepat, ujar ahli kimia Schulz-Bull. Karena, pembakaran minyak bumi dengan suhu rendah akan menghasilkan senyawa konsentrasi tinggi yang sangat berracun. "Ini tidak masuk akal dari segi ekologis", ujar Schulz-Bull.
Hanya ada satu cara mengatasi tumpahan minyak. Yakni membatasinya dengan pelampung pembatas yang kemudian akan ditransfer dengan perangkat pemompa ke sebuah fasilitas penerima. Jika langkah ini tidak berhasil, bisa juga menggunakan materi yang ramah lingkungan. Seperti penggunaan sorbent, bisa berupa serpihan kayu khusus, yang bisa menyisihkan minyak melalui mekanisme adsorpsi dan absorpsi. Sorbent ini berfungsi mengubah fasa minyak dari cair menjadi padat sehingga mudah dikumpulkan dan disisihkan.