Soal Hutan, Indonesia Tertinggal dari Brasil
18 Agustus 2014
Ketika Brasil mencatat kemajuan pesat dalam menjaga keutuhan hutan Amazon, prospek perlindungan hutan Indonesia dikhawatirkan malah melemah. Hal tersebut diungkapkan oleh sebuah komisi bentukan pemerintah Norwegia.
Norwegia sebelumnya berkomitmen membantu program perlindungan hutan di kedua negara sebesar masing-masing satu miliar US Dollar. Dana yang dianggarkan mencapai 1,7 miliar US Dollar untuk jangka waktu lima tahun.
"Laju deforestasi dan emisi gas rumah kaca di Brasil menurun drastis," tulis ilmuwan dalam laporannya. Norwegia sejauh ini telah mengucurkan sekitar 720 juta dari dana satu miliar Dollar AS yang dijanjikan kepada Brasil.
Indonesia Masih Ketinggalan
Sebaliknya menurut lembaga kerjasama pembangunan Norwegia (NORAD), Indonesia baru mendapat dua persen saja dari dana bantuan tersebut. Menurut Norad, Indonesia telah "mencetak kemajuan yang baik" dalam melindungi hutan.
Namun "pergantian kekuasaan dan kelemahan hukum," dalam perlindungan hutan "secara serius mengancam pencapaian yang sudah dibuat." Indonesia memiliki kawasan hutan terbesar ketiga di dunia setelah Amazona dan Basin Kongo.
Ancaman terbesar buat keutuhan hutan Indonesia adalah kegiatan tambang dan perkebunan kelapa sawit.
Bergantung pada Jokowi
Norwegia mengkhawatirkan, naiknya Joko Widodo yang menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono di istana negara Oktober mendatang bisa memunculkan "prioritas baru," kata Ida Hellmark, seorang koordinator Norad. Menurutnya haluan baru pemerintahan RI bisa menguntungkan pengusaha perkebunan.
Dalam program pemerintahnya selama masa kampanye, Jokowi berkomitmen untuk membenahi pengelolaan hutan agar menghindari tumpang tindih perizinan. Ia juga menegaskan akan mendorong penghijauan kembali wilayah pesisir.
Belum jelas bagaimana sikapnya terhadap komitmen pemerintahan Yudhoyono terkait perlindungan hutan. Jika gagal, Indonesia bisa kehilangan dana bantuan dari Norwegia.
rzn/ap (rtr,ap)