Spekulasi Penyebab dan Dampak Jatuhnya Germanwings
25 Maret 2015Kecelakaan jatuhnya pesawat terbang Germanwings di pegunungan Alpina Perancis yang menewaskan 150 penumpangnya jadi sorotan dalam tajuk harian internasional.
Sejumlah harian terutama menulis opini terkait spekulasi kemungkinan penyebab kecelakaan. Harian Australia The Daily Telegraph yang terbit di Sydney menulis: para pakar penerbangan menyatakan turun drastisnya ketinggian pesawat berlangsung lebih dari empat menit yang masih dalam batasan toleransi. Realita tidak adanya sinyal tanda bahaya yang dikirim, hendaknya menjadi poin menentukan dari pelacakan penyebab kecelakaan.
Harian Australia lainnya Guardian Australia menulis: informasi sepihak menepis adanya ledakan atau macet totalnya semua sistem di dalam kabin pesawat. Karena jika itu yang terjadi, kecepatan anjloknya pesawat akan lebih tinggi lagi. Menurut pakar, jika terjadi mati mesin, pesawat akan bisa melayang cukup lama.
Harian Jerman Frankfurter Neue Presse menulis: semua spekulasi tentang tercemarnya udara di kabin seperti pada dua insiden sebelumnya, hingga kini belum terbukti. Walau teori ini bisa menjelaskan, mengapa pilot tidak mengirim sinyal kondisi darurat. Tapi jika yang menjadi penyebab kecelakaan adalah lemahnya keamanan penerbangan, hal ini akan merusak citra maskapai penerbangan murah.
Senada dengan itu harian Perancis Le Monde juga menyoroti citra dan strategi maskapai penerbangan murah di Eropa. Harian yang terbit di Paris itu dalam tajuknya menulis: Kecelakaan jatuhnya pesawat Airbus A320 milik Germanwings memicu pertanyaan terkait strategi "penerbangan murah" yang dikembangkan maskapai penerbangan Jerman Lufthansa. Terutama dikaitkan dengan pendirian maskapai penerbangan murah jarak jauh Eurowings sebagai perluasan Germanwings.
Harian Austria Der Standard yang terbit di Wina juga menyoroti sisi bisnsi dari kecelakaan Germanwings. Tidak ada yang membicarakan realitanya secara terbuka, bahwa induk perusahaan Lufthansa mengalami pukulan ekonomi berat akibat kecelakaan Germanwings itu. Selain itu Lufthansa juga masih dirundung sederet masalah lain, spekulasi yang keliru dari harga bahan bakar, tuntutan pensiun cukup tinggi dari para pilot serta berlarutnya sengketa kerja, menyebabkan laba perusahaan mencapai titik nol.
Dan harian Perancis La Croix terkait nasib korban dan keluarga yang ditinggalkan. Harian yang terbit di Paris itu menulis: Hingga kini kita belum tahu penyebab kecelakaan dan penyidikan pasti perlu waktu lama. Yang sudah jelas adalah, 150 orang tewas dalam sebuah kecelakaan penerbangan rutin seperti yang dilakoni puluhan ribu penumpang pesawat lainnya tiap hari di langit Eropa. Yang bisa kita lakukan sekarang adalah mendoakan para korban dan mendampingi keluarga yang ditinggalkan.
as/yf