Suarez Menggigit, Italia Terjungkal
25 Juni 2014
Pahit menaungi wajah Pelatih Italia, Caesare Prandelli setelah timnya disingkirkan Uruguay dari Piala Dunia Brasil. Ini kali kedua Squadra Azzura terjungkal di babak penyisihan grup setelah mencatat hasil serupa di Afrika Selatan, 2010 silam.
"Kami tidak punya kesadaran patriotisme," ujar Prandelli yang tidak cuma merujuk pada penampilan Squadra Azzura, melainkan juga kepada penolakan penduduk Italia. "Mereka sedemikian agresif mengritik, seakan-akan kami ini partai politik."
"Lo Sfascio" tulis harian la Gazetta dello Sport di halaman depan, yang kira-kira berarti kegagalan total.
Prahara Suarez
Sempat tampil memesona di laga pertama melawan Inggris, Italia kemudian terpuruk dua kali di tangan Costa Rica dan terakhir Uruguay. Prandelli mencoba menepis kritik dengan menunjuk keputusan Wasit yang mengusir Claudio Marchisio. "Sampai saat itu kami menguasai pertandingan," ujarnya.
Prandelli juga menyesalkan sikap wasit yang membiarkan Luis Suarez. Striker Uruguay itu kembali berulah dengan menggigit pundak Giorgio Chiellini. Bek Juventus itu sempat menunjukkan bekas gigitan kepada wasit. Namun Marco Rodriguez tetap bergeming dan membiarkan pertandingan dilanjutkan.
Ulah Suraez juga mendulang sumpah serapah dari media-media Inggris. "Asingkan monster ini!" tulis Daily Telegraph. Sementara harian Mirror mengecam Suarez yang telah tiga kali menggigit pemain lawan, yakni di Ajax, Liverpool dan kini di timnas Uruguay. "Tiga gigitan dan anda keluar!"
FIFA sudah mengumumkan bakal menyelidiki kasus tersebut. Jika terbukti bersalah, Suarez terancam akan dikenakan sanksi larangan bertanding untuk jangka waktu lama.
Yunani Torehkan Sejarah
Drama juga mengiringi laga antara Yunani dan Pantai Gading. Membidik hasil seri, Pantai Gading sempat memastikan diri lolos, sebelum Giorgios Samaras mencetak gol kemenangan di menit 93 lewat titik penalti.
Yunani dengan begitu berhasil lolos ke babak perdelapan final Piala Dunia untuk pertama kali dalam sejarah. Beberapa bahkan mendaulat pencapaian Yunani di Brasil sebagai prestasi terbaik setelah menjuarai Piala Eropa 2004 silam.
"Kami adalah kesatuan, di masa-masa baik ataupun buruk. Seperti juga ketika 2004." Kesebelasan yang diturunkan di Brasil "menghadiahkan kegembiraan tak terkira buat bangsa Yunani," kata Samaras.
Sejauh ini delapan tim telah memastikan diri lolos. Uruguay akan berhadapan dengan jawara grup C, Kolombia di babak perdelapan final. Sementara Yunani harus menjamu Costa Rica.
rzn/hp (sid,dpa)