Suu Kyi Diminta Daftarkan Partai Secara Resmi
15 Agustus 2011Disambut ribuan pendukung, dalam lawatan politiknya di Bago, utara Yangon, Aung San Suu Kyi menyerukan rasa persatuan di Myanmar, yang dulu bernama Birma.
Tokoh pro demokrasi Birma, yang dibebaskan dari tahanan beberapa hari setelah pemilu kontroversial November lalu itu, menentang peringatan pemerintah dengan mengunjungi Bago yang merupakan kunci uji coba kebebasannya.
Hari Minggu (14/08) kemarin, dalam iring-iringan yang terdiri dari 36 mobil, Suu Kyi dan sejumlah anggota Liga Nasional untuk Demokrasi NLD dan para jurnalis serta diplomat meninggalkan Yangun, menuju Bago.
Polisi berupaya membersihkan jalanan dari lautan orang ketika ratusan pendukung Suu Kyi memberi salam pada perempuan yang merupakan simbol demokrasi itu. Saat melewati kota-kota dalam perjalanannya, banyak orang berteriak dan melambaikan slogan bertulis: „Kami Cinta Ibu Suu Kyi.“
Setelah mengunjungi sebuah pagoda lokal, Suu Kyi menyampaikan pidato dalam pembukaan dua perpustakaan. Yang pertama, perpustakaan di Tha Nat Pin yang dihadiri sekitar 600 orang. Yang kedua, perpustakaan di Bago, yang dipadati 2000-an orang.
Dalam pidato pertama, Aung San Suu Kyi mengatakan bahwa : 'Kita mampu membangun negeri ini, apabila kita semua bekerjasama.' Ditegaskan perempuan berusia 66 tahun itu : 'Persatuan adalah kekuatan, persatuan dibutuhkan dimana-mana dan terutama di negara kita'.
Sementara dalam pidatonya yang kedua, Aung San Suu Kyi mengajak para pendukungnya untuk bersabar: “Saya tahu, apa yang kalian inginkan, apa yang kalian minta, dan saya akan melakukannya sebaik mungkin, langkah demi langkah untuk mencapai hal itu. Jika sudah ada langkah awal, saya akan sampaikan. Namun hal itu tak mungkin tercapai, tanpa dukungan kalian.”
Sebelum melakukan perjalanan politik itu, untuk kedua kalinya dalam dua pekan, Suu Kyi mengadakan pembicaraan dengan menteri tenaga kerja Myanmar, Aung Kyi. Keduanya menyampaikan, bahwa akan bersama-sama membangun stabilitas dan menciptakan suasana demokratis di negeri itu. Di Bago, Aung San Suu Kyi sempat menyebutkan pembicaraan tersebut, namun tak secara rinci, karena tak ingin membangun harapan palsu bagi pendukunganya.
Disebut-sebut, dalam pembicara tahap kedua, pemerintah sipil Myanmar menunjukan kesediaannya secara berhati-hati untuk mendekati kelompok oposisi. Pemerintah yang berkuasa setelah pemilu kontroversial di Myanmar masih terdiri dari anggota-anggota rezim militer lama.
Perjalanan politik ke Bago ini merupakan suatu kunci uji coba, seberapa besar ruang gerak oposisi di Myanmar. Yang jelas, Aung San Suu Kyi pulang ke Yangun dengan selamat, tanpa insiden berarti dengan aparat keamanan yang mengawasi terus-menerus.
Udo Schmidt/Purwaningsih
Editor : Pasuhuk