Tahun Baru Imlek & Barongsai: Hoki Sang Singa
Barongsai menjadi pemandangan umum di Asia, terutama tiap perayaan Tahun Baru Imlek. Namun, sebenarnya ada makna apa di balik tarian singa tersebut? Kita lihat lebih dalam sejarah tarian sang raja hutan tersebut.
Tarian sang raja hutan
Dua penari berkostum singa meniru gerakan sang raja hutan, seorang di bagian kepala singa dan seorang lainnya di bagian belakang. Dahulu, tarian ini ditampilkan sebagai bagian dari seni bela diri Cina, kini berubah menjadi seni yang lebih artistik dan juga olahraga yang memperhitungkan ekspresi dan gerakan alami singa, serta gaya dan penampilan akrobatik selama pertunjukan.
Bertujuan membawa keberuntungan dan rejeki
Tarian ini dipercaya membawa keberuntungan dan rezeki. Barongsai biasanya ditampilkan selama Tahun Baru Imlek dan festival tradisional, budaya, dan keagamaan Cina lainnya. Namun, juga ditampilkan dalam acara penting seperti pada saat pembukaan bisnis, perayaan khusus dan upacara pernikahan, atau untuk menghormati tamu penting.
Berusia lebih dari satu milenium
Penjelasan detil mengenai Barongsai tercatat secara jelas pada masa Dinasti Tang (Tahun 618-907). Namun, tarian singa mungkin sudah ada di Cina sejak abad ketiga Masehi di mana "aksi singa" disebutkan oleh cendekiawan Meng Kang, pada zaman Tiga Kerajaan (Tahun 220-280) dalam sebuah komentar tentang Hanshu (Buku Sejarah Cina).
Singa Utara dan Selatan
Ada dua bentuk utama Barongsai, Singa Utara dan Selatan. Singa Selatan mendominasi terutama di Asia Tenggara, karena disebarkan oleh diaspora Cina yang secara historis berasal dari Cina Selatan dan sudah hidup selama beberapa genarasi di Asia Tenggara.
Tarian singa asal Indonesia
Tidak hanya masyarakat Tionghoa, Indonesia juga memiliki tarian tradisional singanya sendiri, seperti Reog (Jawa Timur), Barong (Bali), dan Sisingaan (Jawa Barat). Reog Ponorogo sempat mencuat beberapa waktu lalu, setelah negara Jiran, Malaysia ingin mendaftarkan kesenian tersebut ke UNESCO. (ja/as)