Taliban Dukung Trump Menang, Tapi Khawatirkan Kesehatannya
12 Oktober 2020Presiden AS Donald Trump mendapat dukungan tak terduga dari kelompok Taliban di Afghanistan. Dukungan tersebut disampaikan jurubicara Taliban, Zabihullah Mujahid dalam wawancara telefon dengan stasiun penyiaran CBS News.
"Kami berharap Trump akan memenangkan pemilihan presiden dan mengakhiri kehadiran militer AS di Afghanistan," kata Zabihullah Mujahid kepada CBS News lewat telefon.
Taliban juga menyatakan keprihatinan mereka atas infeksi virus corona yang baru-baru ini dialami Presiden AS.
"Ketika kami mendengar tentang Trump positif COVID-19, kami mengkhawatirkan kesehatannya, tetapi tampaknya dia semakin membaik," kata seorang pemimpin senior Taliban lainnya kepada CBS News hari Jumat (9/10).
Tim kampanye Trump menanggapi pernyataan Taliban itu hari Sabtu (10/10) dan menyatakan menolak dukungan kelompok militan itu.
"Taliban harus tahu bahwa presiden akan selalu melindungi kepentingan Amerika dengan cara apa pun yang diperlukan," kata jurubicata kampanye Trump, Tim Murtaugh, yang dihubungi CBS News.
Trump janji tarik pasukan AS kalau menang pilpres
Dukungan dari kelompok Taliban muncul, setelah Donald Trump minggu lalu menyatakan AS akan menarik semua pasukan dari Afghanistan sebelum Natal tahun ini.
Trump sejak lama berjanji "membawa pulang" tentara Amerika Serikat dari Afghanistan.
"Kita perlu membawa pulang sejumlah kecil pria dan wanita pemberani kita yang bertugas di Afghanistan sebelum Natal," kata Trump hari Rabu (7/10) lewat cuitan Twitter.
Pihak Taliban di Afghanisten menyatakan menyambut baik rencana itu. "Janji itu adalah langkah positif dalam implementasi kesepakatan antara Taliban dan AS," kata seorang juru bicara kelompok Taliban.
Bulan Februari lalu, pemerintahan Trump menandatangani perjanjian bersejarah dengan Taliban dalam sebuah perundingan di Doha, Qatar, yang menyepakati penarikan pasukan AS dari Afghanistan setelah hampir 20 tahun.
Pemerintah Afghanistan dan perwakilan Taliban saat ini sedang mengadakan perundingan intra-Afghanistan di Doha untuk membahas kesepakatan perdamaian.
AS dibantu pasukan koalisi internasional menginvasi Afghanistan tahun 2001 setelah serangan teror 11 September dan menggulingkan rezim Taliban yang saat itu berkuasa.
hp/as (dpa, ap)