Taliban Makin Berkuasa, Joe Biden Minta Afganistan Berjuang
11 Agustus 2021Kelompok Taliban semakin memperluas wilayah kekuasaan mereka di Afganistan, pasca penarikan mundur hampir semua pasukan asing dari negeri itu. Sekitar 65 persen wilayah Afganistan kini ada di bawah kendali mereka, demikian laporan seorang pejabat Uni Eropa yang dilansir kantor berita Reuters.
Bahkan pada Rabu (11/08), media lokal MP melaporkan Taliban berhasil menguasai Kota Faizabad di utara Afganistan. Ini merupakan ibu kota provinsi kesembilan yang berhasil dikuasai kelompok tersebut dalam seminggu terakhir.
Di tengah semakin kuatnya cengkraman Taliban di Afganistan, Presiden AS Joe Biden mengatakan, Afganistan harus bersatu dan berjuang untuk diri mereka sendiri dalam melawan Taliban.
"Mereka harus berjuang untuk dirinya sendiri, berjuang untuk bangsa mereka," tutur Biden, Selasa (10/08).
Biden mengatakan, pasukan keamanan Afganistan harus mampu mengatasi pergerakan Taliban baik dari jumlah maupun dalam hal kekuatan.
Biden tidak menyesal
Biden juga mengatakan, ia tidak menyesali keputusannya untuk menarik seluruh pasukan AS dari Afganistan setelah hampir 20 tahun berperang di negara itu, seraya menambahkan AS telah menghabiskan dana sebesar US$ 1 triliun (Rp 14 kuadriliun) untuk operasi di Afganistan dan telah ribuan tentaranya tewas dalam tugas. Penarikan pasukan akan rampung pada 31 Agustus mendatang.
Biden berjanji Washington akan terus mendukung pasukan keamanan Afganistan dengan serangan udara, makanan, peralatan, dan uang untuk pembayaran gaji. Pemerintah AS sendiri telah mengalokasikan dana US$3,3 miliar (Rp 46,2 triliun) dalam rancangan anggaran untuk mendukung pasukan keamanan Afganistan tahun depan.
"Kami melatih dan melengkapi lebih dari 300.000 pasukan Afganistan dengan peralatan modern selama dua dekade," ungkap Biden.
Ribuan penduduk Afganistan kabur
Ribuan penduduk Afganistan pun melarikan diri dari kota-kota di utara yang telah direbut Taliban. Dilaporkan gadis-gadis di kota-kota tersebut diculik untuk dijadikan pengantin anggota Taliban, sementara para pemuda dipaksa untuk ikut pertempuran.
"Tiga hari yang lalu, Taliban membunuh seorang tukang cukur, karena mereka mengira dia bekerja untuk pemerintah. Tapi dia hanyalah seorang tukang cukur," kata Mirwais Khan Amiri (22) yang kabur dari Kota Kunduz kepada AFP. "Mereka membunuh orang-orang yang bekerja di pemerintahan, bahkan walaupun mereka telah berhenti empat hingga lima tahun yang lalu."
Strategi Taliban tampaknya adalah menguasai kota-kota di utara dan perbatasan di barat dan selatan Afganistan, sebelum akhirnya mendekat ke ibu kota negara, Kabul. Taliban sempat menguasai Afganistan dari tahun 1966 hingga serangan 11 September 2001 di AS, yang membuat AS memimpin invasi di negara tersebut.
Sementara itu, Presiden Afganistan Ashraf Ghani mengatakan, dia tengah mencari bantuan dari pasukan milisi daerah setempat alias para "komandan perang" etnis dan golongan, untuk menghalau pergerakan Taliban. Dia mengimbau agar mereka membela "demokrasi Afganistan."
Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) PBB mengatakan pada Selasa (10/08) hampir dari 360.000 orang telah tergusur dan mengungsi akibat pertempuran di Afgnaistan sepanjang tahun ini.
Kelompok Taliban dengan cepat mulai menguasai wilayah Afganistan pada awal bulan Mei silam, ketika pasukan asing secara bertahap mulai pergi meninggalkan negara itu.
rap/as (AFP, Reuters, dpa)