Taman Seperti Lukisan
Taman Dessau-Wörlitz di negara bagian Sachsen-Anhalt adalah contoh penataan taman besar cara Inggris di Jerman. Taman itu dibuat seorang bangsawan dan pionir pertamanan.
Bangsawan dan Tamannya
Di lahan seluas 142 km persegi, bangsawan Leopold Franz dari Anhalt-Dessau menciptakan taman indah yang ketika itu belum ada bandingannya di Jerman. Ia membuatnya selama 40 tahun. Taman yang terletak di tepi sungai Elbe memadukan elemen alam, arsitektur dan seni rupa. Hasilnya: karya seni yang mempesona sampai sekarang.
Alam dan Kebebasan
Dalam perjalanan pendidikan, bangsawan itu mengenal taman-taman Inggris, yang luas dan didesain dekat dengan alam. Seperti itulah taman yang diinginkannya, karena pengertian akan alam dan manusia cocok dengan pandangan hidupnya. Ia pendukung paham Aufklärung (pencerahan). Penghargaan bagi individu juga tampak dalam penataan tamannya. Ini taman tanpa pagar, terbuka bagi semua bawahannya.
Prinsip Toleransi "Hijau"
Seberapa seriusnya ia menanggapi paham Pencerahan terutama terlihat di sini. Sudut pandang ini menyatukan gereja di sebelah kanan serta sinagoge di kiri, dan melambangkan toleransi keagamaan. Sejak 2002, taman ini masuk warisan budaya dunia UNESCO. Antara lain karena penerapan prinsip humanistik pada desain taman.
Pemandangan dari Sungai
Bangsawan Leopold Franz menata tamannya dari sungai Elbe. Ia menggunakan anak sungai yang mati, danau dan kanal penghubung sebagai elemen desain. Dulu dan sekarang, naik perahu di sungai adalah cara romantis menikmati taman. Sebuah perjalanan dengan perahu lamanya 45 menit dan menawarkan pemandangan istimewa.
Jembatan sebagai Karya Seni
Di taman Wörlitz terbentang 19 jembatan. Masing-masing punya desain tersendiri dan jadi gambaran sejarah dan seni pembuatan jembatan. Contohnya, ada jembatan dari besi, jembatan dari rantai yang meniru gaya Asia, dan Weisse Brücke atau jembatan putih (foto). Ini adalah tiruan jembatan di Kew Gardens dekat London.
"Jantung" Taman
Istana Wörlitz jadi bangunan pertama di taman, dibuat berdasarkan rancangan arsitek Friedrich Wilhelm von Erdmannsdorff. Istana dibuat di jaman Barok yang penuh hiasan dan kemewahan. Sehingga istana tersebut, yang dibuat dengan gaya rumah desa, dianggap sangat sederhana. Sekarang istana Wörlitz dianggap penanda awal masa arsitektur Klasik.
'Bella Italia' di Wörlitz
Pulau Stein dengan miniatur gunung Vesuvius serta vila Hamilton adalah pencerminan kesenangan atas Italia. Pulau dengan gua-gua dan jalan beratap melengkung ini adalah tiruan Villa Adriana di Tivoli, dekat Roma. Tetapi vila Hamilton diperuntukkan bagi Duta Besar Inggris dan peneliti Vesuvius, Sir Hamilton, dan mencontoh pemukiman musim panasnya di teluk Napoli.
Sekarangpun Masih Jadi Atraksi
Pengunjung bahkan bisa menikmati atraksi meletusnya gunung berapi Vesuvius. Ini atraksi yang sekarangpun masih mengikuti cara pembuatan seperti pada abad ke-18. Atraksi biasanya dimulai pada malam musim panas dengan berperahu di sungai Elbe, kemudian mencapai puncaknya dengan pertunjukan kembang api. Atraksi ini dipertunjukkan terakhir kali tahun 2012.
"Dua Luise"
Rumah bergaya Gotik ini adalah tempat tinggal pribadi bangsawan Leopold Franz, yang ikut merancang. Tapi di sini ia tidak tinggal dengan istrinya Henriette Wilhelmine Luise, melainkan dengan anak tukang kebunnya, Luise Schoch, beserta tiga anak mereka. Ketika menikah, ia berdiri di sebelah kiri Leopold Franz, sehingga menjadi "istri keduanya" dan diterima masyarakat pada zaman itu.
Alam Tanpa Batas
Perpaduan tanah pertanian dan pengembangbiakan hewan di taman sesuai dengan contoh dari Inggris. Taman menyatu dengan alam di sekelilingnya. Tidak ada pagar. Keinginan bangsawan untuk memadukan yang berguna dan yang cantik terwujud dengan sempurna, dan banyak ditiru di Jerman dan Eropa.
Taman untuk Semua
Taman bangsawan ini adalah hobi yang mahal, tapi akhirnya berperan penting bagi pengembangan seni pembuatan taman di Jerman. Biaya perawatan juga besar. Tapi seperti dulu, untuk memasuki taman tidak perlu bayar, dan orang bisa masuk kapan saja. Seperti keinginan bangsawan Leopold Franz, 200 tahun setelah dibuat, taman terbuka bagi semua orang.