Taman Surya sebagai Ladang Data
8 Agustus 2014Terletak di Institut Teknologi Karlsruhe KIT, taman penyimpanan tenaga surya ini terdiri dari seratus lebih susunan panel surya yang tampak disebar secara sembarangan. Setiap panel surya juga memiliki sudut kemiringan yang berbeda-beda. Tidak ada satu barisan yang sejajar satu sama lain. Tidak umum mengingat Jerman mencintai keteraturan.
Taman surya ini merupakan bagian dari proyek riset KIT untuk mengumpulkan data dari berbagai kombinasi modul, inverter (yang mengubah arus DC yang diproduksi panel menjadi arus AC yang dipakai kebanyakan rumah tangga), inklinasi dan orientasi.
Banyak faktor
Dalam teori, sudut 30 derajat panel Fotovoltaik (PV) mengoptimalkan produksi energi sepanjang tahun.
Namun pada prakteknya ilmuwan mengamati segalanya di bawah kondisi riil yang tidak tampak dalam simulasi - seperti debu dan kotoran yang menempel pada panel surya dan mengurangi jumlah energi yang diproduksi.
Kelompok riset KIT mengumpulkan data dari 54 sudut kemiringan yang berbeda dari taman surya.
Orientasi baru
Di Jerman, seperti di negara belahan utara lainnya, taman surya umumnya dibangun menghadap ke selatan agar mampu memproduksi energi sebanyak mungkin. Namun salah satu kekurangan energi PV adalah, tenaga surya biasanya dihasilkan pada tengah hari ketika tidak ada orang di rumah - akibatnya riset terkait beragam orientasi.
Apabila energi dapat diproduksi pada saat yang paling dibutuhkan, jumlah baterai penyimpanan yang diperlukan sistem juga dapat dikurangi.
"Misalnya Anda ingin menggunakan mesin kopi pada pagi hari, tak ada gunanya PV memproduksi energi pada siang atau malam hari," ujar Olaf Wollersheim, kepala proyek E-Competence di KIT. "Jadi kalau panel dibangun menghadap timur, matahari pagi bisa tertangkap dan langsung energi PV langsung dikonsumsi oleh rumah tangga, yakni ketika paling dibutuhkan."
Baterai terjangkau
Kelompok E-Competence telah menggelar riset menyangkut berbagai tipe teknologi baterai yang tersedia di pasaran. Wollersheim menilai baterai ion litium adalah opsi terbaik, berdasarkan "biaya dan performa," untuk jenis aplikasi penyimpanan tenaga surya.
"Baterai ion litium dapat bertahan melewati ribuan siklus pengisian dan pemakaian, dan berkat industri otomotif, baterai ion litium sudah ditawarkan dengan harga yang relatif murah," jelasnya.
Taman surya KIT sudah online sejak Juli 2014 dan data sudah mulai dikumpulkan setiap detik. Mempunyai data real-time di bawah kondisi riil akan memungkinkan tim ilmuwan untuk mengetes simulasi dan mungkin berujung pada perhitungan yang lebih akurat, yang tentunya penting untuk membuat sistem surya lebih dapat diandalkan.