Tanpa Jilbab Di Studio Fitness
2 Januari 2013Nurgül Koruk amat menyukai menggunakan treadmill. Baginya berjalan cepat di atas treadmill bukan sekedar olah raga, tapi juga kesempatan untuk berkenalan dengan perempuan di sebelahnya.
„Di sini asik, kami banyak ketawa“, ungkap perempuan asal Turki itu. Nurgül yang kini 26 tahun, sejak kecil gemar berolahraga. Di sekolahnya dulu, ia termasuk kelompok murid yang berprestasi. Teman-teman sekelasnya tidak pernah melihat dia tanpa jilbab. Namun semua itu berubah setelah ia lulus sekolah.
“Saya kesulitan bergabung di studio olah raga biasa, karena berjilbab. Pasalnya, selalu mungkin ada lelaki di sana atau pelatihnya lelaki.” Satu-satunya kemungkinan olah raga adalah melakukan gymnastik di rumah atau pergi jogging. Tapi baginya, lama-lama ini membosankan.
Perempuan Muslim Target Pasar
Untungnya Nürgul mendengar tentang sebuah studio khusus di kawasan Köln. Studio fitness itu menarget perempuan Muslim sebagai pangsa pasar. Lelaki dilarang masuk ke studio ini, dan karena itu para anggota bisa dengan bebas berolahraga tanpa jilbab.
April 2007, Emine Aydemir membuka klub olah raga ini karena menyadari masalah yang dihadapi banyak perempuan Turki.
„Saya menjadi gemuk setelah melahirkan dan ingin agar tubuh saya kembali seperti sedia kala. Lalu saya bergabung ke Studio Fitness biasa, dan itu sangat menyenangkan“, ungkap Aydemir.
Tapi para perempuan Muslim Turki menghadapi kesulitan di sana. Mereka tidak dapat menanggalkan jilbabnya karena pemilik studio itu seroang lelaki yang kerap berada di sana. “Terkadang tukang pos atau tukang bersih jendela tiba-tiba masuk”, kenang perempuan usia 43 tahun itu.
Pengalaman itu menginspirasi Emine Aydemir untuk membuka studio fitness yang nyaman bagi perempuan Muslim. Studio itu diberi nama „Hayat“ dan ketika pertama buka sudah memiliki 100 anggota. Bisnis ini dijalankan dengan ceria, ia tidak kuatir karena telah memiliki cukup pengalaman. Sebelumnya Emine Aydemir memiliki toko sayuran. Kini anggota studio Hayat sudah lebih dari 400 orang.
Pelanggan Internasional
„Pelanggan saya internasional. Ada anggota yang berasal dari Turki, Arab, Yugoslavia dan Polandia,“ tutur Emine Aydemir. Yang datang pun bukan hanya perempuan Muslim. Banyak perempuan non Muslim yang bergabung karena rumahnya dekat atau karena harga masuknya relatif murah.
Di Jerman, studio olah raga khusus untuk perempuan bukan barang baru. Namun studio „Hayat“ sengaja menawarkan kemudahan yang menyenangkan bagi perempuan Muslim.
Selain larangan masuk bagi lelaki, tersedia beberapa kamar mandi yang terpisah. Meski semua anggotanya perempuan, di ruang sauna pun dilarang untuk bertelanjang bulat. Semua yang ingin mandi uap harus menggunakan handuk besar untuk menutupi tubuhnya.
Tawaran yang menarik
Emine Aydemir menawarkan program olah raga yang serupa dengan studio biasa. Ada fitness, berbagai latihan kardio, ruang asap Sauna dan sebuah Solarium. Setiap anggota mendapat rancangan program olah raga yang khusus. Selain itu, tersedia ruangan khusus penitipan anak.
Bagi banyak perempuan, studio „Hayat“ merupakan pengalaman pertama mereka datang ke sebuah studio olah raga. Sebagian besar belum pernah melakukan olah raga, padahal mereka sangat membutuhkannya. „Kami sering memasak daging, masakan tradisional Turki banyak lemak. Sehari-hari kami bersarapan dengan anak-anak, dengan teman di siang hari dan di malam hari dengan suami. Akhir pekan kami mengundang teman keluarga atau berkunjung ke rumah teman. Tidak sopan kalau tidak ikut makan, kalau diundang“, jelas Emine Aydemir.
Timbangan tidak mau diajak damai, bila memang kurang bergerak dan berat tubuh perempuan bisa naik dengan cepat. Apalagi kalau tidak terbiasa bekerja.
Atmosfer di studio „Hayat“ sangat berbeda dengan studio olah raga biasa. Musik pop Turki bercampur dengan desah obrolan lebih mengingatkan pada pesta daripada berolah raga. „Kami bagai keluarga kecil“, cerita Filiz Masas, yang berusia 22-tahun. „Semua saling kenal dan bertukar canda. Di samping itu kami berolah raga.“