Tawaran Iran Harus Ditimbang Baik
18 Mei 2010Pengumuman Iran yang bersedia memperkaya uranium untuk reaktor penelitian di Turki, menjadi sorotan harian Inggris Financial Times:
"Bagi Iran tentu saja lebih mudah menjaga kehormatannya jika bekerja sama dengan Turki. Sebuah negara muslim dengan pemerintahan Islam yang terbuka. Memang tidak ada yang terkejut jika pimpinan Iran yang emosional dan dari sikap yang kelihatannya bekerja sama itu kembali mengambil jarak. Meski demikian tawarannya boleh dipertimbangkan dengan baik. Jika Iran benar-benar serius maka itu adalah peluang terbaik menghindari konflik militer dengan Israel, yang dapat menimbulkan bencana di kawasan itu dan di seluruh dunia."
Mengenai kesepakatan pengayaan uranium antara Iran dengan Turki dan Brasil harian Spanyol El Pais menulis
"Kesepakatan itu dapat menjadi titik balik dalam konflik program atom Iran atau juga hanya sekedar taktik manuver Teheran. Dengan kesepakatan itu Iran kini menyetujui sebuah usulan, yang dulu sudah ditawarkan masyarakat internasional dan selama ini ditolak rezim di Teheran. Bahwa Teheran mengubah sikapnya kemungkinan besar disebabkan sanksi baginya semakin besar. Kesepakatan dengan Brasil dan Turki, menawarkan peluang untuk Iran menghindari tindakan hukuman dan kembali mengambil inisiatif dalam konflik tersebut. Turki dan terutama Brasil menempuh risiko besar dengan kesepakatan itu."
Harian Jerman Braunschweiger Zeitung berkomentar
"Perdana Menteri Turki Erdogan mengikuti secara terarah sasaran membangun kekuatan Turki secara regional. Hal itu termasuk ‚deal' dengan negara tetangga yang lebih kuat Iran, dan membawa pemerintah Ankara berada di antara Teheran dan Uni Eropa. Dan dengan demikian ingin secara drastis meningkatkan perannya bagi Uni Eropa. Presiden Brasil Lula da Silva ingin menikmati kepuasan, dimana ia dapat memadukan Amerika Serikat dengan Rusia dalam konsep pengawasan. Jadi pertemuan di Teheran cenderung memberikan gambaran kemitraan, ketimbang terobosan sebenarnya dalam tema konflik yang paling rawan dalam politik dunia."
Sementara harian Hungaria Nepszava menyorot tema krisis mata uang bersama Eropa Euro
„Warga Jerman yang suka berhemat tidak begitu mengerti mengapa pembayar pajak negara-negara tertentu harus menyumbat setiap lubang yang disebabkan penghamburan negara lain. Slovakia tidak dapat berbuat lain selain ikut membantu Yunani, dengan mengeluarkan obligasi negara. Warga Jerman pernah hidup dalam kepercayaan yang keliru bahwa mata uang bersama akan melahirkan disiplin fiskal di kawasan pengguna mata uang Euro. Mereka menggantungkan impian bahwa Eropa yang bersatu dapat menyaingi pusat kekuatan ekonomi dunia lainnya. Semua ini terbukti hanya ilusi belaka.“
DK/AR/dpa/AFP