Thein Sein Rombak Kabinet
28 Agustus 2012Empat menteri terpenting diangkat menjadi menteri kepresidenan, demikian disampaikan kantor Presiden Thein Sein. Dengan demikian mereka semakin erat bekerja sama dengan presiden, kata seorang wakil tinggi pemerintahan.Reformasi yang lama ditunggu-tunggu itu diumumkan Senin (27/08) malam, menyusul ketegangan antara anggota pemerintahan sipil yang berhaluan reformis dengan anggota pemerintahan berhaluan konservatif yang menentang perubahan politik di negara bekas junta militer tersebut.
Para menteri itu adalah Menteri Perkeretaapian Aung Min, yang memainkan peran penting dalam perundingan dengan kelompok pemberontak etnis. Selain itu juga Menteri Keuangan, Industri dan Perencanaan, yang memainkan peran penting dalam reformasi perekonomian.
Menteri Informasi yang konservatif Kyaw Hsan, yang sejak bertahun-tahun bertanggung jawab untuk sikap keras pemerintah terhadap pers, digeser dan ditempatkan pada pos kementerian yang tidak penting. Penggantinya adalah Menteri Urusan Pekerjaan Aung Kyi, yang lama bertanggung jawab untuk hubungan pemerintah dengan junta militer dan pimpinan oposisi Aung San Suu Kyi. Penggantian Kyaw Hsan berlangsung satu pekan setelah pemerintah mengumumkan dilonggarkannya sensor di Myanmar. Sebelumnya Panglima Angkatan Laut yang dikenal berhaluan reformasi Nyan Tun, dipilih untuk jabatan wakil presiden Myanmar.
Thein Sein Dorong Gelombang Reformasi Kedua
"Dengan memusatkan para menteri yang berpandangan reformasi di kantor presiden adalah indikasi bahwa ia memberi tekanan untuk gelombang reformasi kedua," kata Aung Naing Oo, seorang pakar Myanmar di Vahu Development Institute.
Sementara Renaud Egreteau, asisten professor pada Universitas Hong Kong berpendapat, dengan mengelilingi dirinya dengan orang-orang dekat dan loyal terhadap pejabat militer, ia membentuk semacam kabinet mini dalam sebuah kabinet keseluruhan. Itu akan membantunya mendorong pelaksanaan reformasi, terutama dalam masalah ekonomi dan isu-isu etnis.
Sejak memimpin pemerintahan tahun lalu, Thein Sein telah melakukan sejumlah perubahan drastis. Antara lain pembebasan ratusan tahanan politik dan pemilihan umum bebas yang membuat pimpinan oposisi Aung San Suu Kyi kini menjadi anggota parlemen.
Namun proses itu berjalan lebih lamban karena persaingan kekuasaan antara presiden dan parlemen. Juni lalu Thein Sein menetapkan sasaran reformasi berikutnya yakni target tingkat pertumbuhan ekonomi 7,7 persen per tahun dalam lima tahun ke depan, dengan menarik investor asing dari luar negeri.
Para pakar mengatakan, gerakan memusatkan kekuatan dalam pemerintahannya bertujuan untuk mempercepat diperkenalkannya legislasi yang kuat misalnya dalam hukum investasi internasional, yang diharap bisa menarik perusahaan internasional untuk berinvestasi di Myanmar.
DK/ AB (afp, epd, dpa)