Timnas Perempuan Jerman Kampiun Eropa
29 Juli 2013Ketegangan yang memuncak jelang detik-detik penghabisan berubah menjadi luapan kegembiraan usai peluit akhir berbunyi. Norwegia takluk 0:1 dari timnas Jerman. Nadine Angerer yang malam itu tampil gemilang dengan menepis dua tendangan penalti, berlari mengejar teman-teman setimnya sembari mengepalkan kedua tangannya.
"Kita semua harus berterimakasih kepada Nadine", kata Lena Goessling, gelandang bertahan Jerman, usai pertandingan. "Ia memancarkan ketenangan di sepanjang turnamen," imbuh Presiden DFB, Wolfgang Niersbach.
Nyatanya kiper yang baru menandatangani kontrak dengan klub Australia, Brisbane Roar itu, cuma kebobolan satu kali di sepanjang putaran final Piala Eropa 2013 di Swedia. "Ia betul-betul tidak ingin kebobolan kali ini," kata pelatih Sylvia Neid.
Kemenangan di Swedia adalah gelar Piala Eropa ke-delapan untuk timnas perempuan Jerman, bakan ke-enam berturut-turut sejak tahun 1995. Sebaliknya hasil terakhir menambah catatan buruk Norwegia. Tim skandinavia itu sudah takluk empat kali oleh Jerman di partai final Piala Eropa.
Padahal skuad besutan Sylvia Neid itu sempat kesulitan di awal. Sebanyak tujuh pemain kunci gagal tampil lantaran dibekap cedera. Sebagai gantinya Neid menominasikan selusin pemain muda sekaligus. "Kami mempersembahkan gelar ini untuk semua pemain yang cedera," kata Annike Krahn di tengah hujan confetti di stadion Solna.
Penampilan Jerman juga tidak mengundang decak kagum selama turnamen. Sejak kekalahan 1:0 dari Norwegia di pertandingan terakhir babak penyisihan grup, timnas Jerman lebih banyak mengandalkan semangat juang, disiplin taktik dan barisan pertahanan yang solid ketimbang kombinasi permainan cantik atau skill individu.
Juga di partai final, kedua tendangan penalti yang gagal dieksekusi bukan satu-satunya peluang emas yang diciptakan oleh Ingvild Stensland dan timnya. Terutama Caroline Hansen yang gemilang sebagai ujung tombak berulangkali membuat barisan pertahanan Jerman kewalahan. Bisa dikatakan, penampilan Norwegia dapat menjadi acuan untuk mempopulerkan sepakbola perempuan di dunia.
Bagi Jerman, gelar ini menjadi jawaban atas kegagalan di Piala Dunia 2011 saat takluk oleh Jepang di perempat final. Saat itu Angerer menjadi kambing hitam lantaran blunder yang dilakukannya. Dua tahun kemudian sang kiper bisa menutup catatan gelap tersebut, "Fenomenal! Luar biasa", katanya.