Trump Klaim Temukan Jutaan Pemilih Ilegal
28 November 2016Presiden terpilih AS, Donald Trump, mengklaim "jutaan penduduk" memilih secara ilegal dalam pemilu kepresidenan silam. Pernyataan tersebut diucapkan Trump menyusul rencana penghitungan ulang di tiga negara bagian yang dimenangkan oleh kandidat Partai Republik tersebut.
Trump merebut Gedung Putih dari Partai Demokrat setelah mengumpulkan jumlah suara lembaga pemilihan terbanyak alias electoral college. Sebenarnya Hillary Clinton memiliki 2,2 juta suara lebih banyak ketimbang Trump. Namun sistem pemilu Amerika Serikat tidak menghitung jumlah suara pemilih, melainkan perwakilannya di setiap negara bagian.
Ketika kandidat Partai Hijau, Jill Stein, mencanangkan penghitungan ulang, Trump mengatakan ia sebenarnya juga memenangkan jumlah suara langsung jika bukan karena "jutaan orang yang memilih secara ilegal" untuk Clinton. Namun bilyuner asal New York itu tidak memberikan bukti atas klaimnya tersebut.
Penghitungan ulang digelar menyusul dugaan manipulasi sistem pencoblosan elektronik di sejumlah distrik. Di kawasan tersebut perbedaan perolehan suara antara dua kandidat dinilai tidak wajar. Semua distrik yang menggunakan sistem elektronik di negara bagian Wisconsin, Michigan dan Pennsylvania dimenangkan telak oleh Trump.
Tim sukses Clinton sendiri mengaku pihaknya tidak menemukan adanya ketidakwajaran dalam proses pencoblosan. Namun begitu mereka akan tetap mendukung penghitungan ulang di beberapa negara bagian. Jill Stein sejauh ini telah mengumpulkan dana hampir 5 juta Dollar AS dari publik untuk membiayai penghitungan ulang.
Namun mayoritas pengamat politik di AS meragukan penghitungan ulang suara di tiga negara bagian akan mengubah hasil akhir pemilu.
rzn/hp (afp,ap)