Trump Mulai Dekati Pimpinan Asia Bahas Korut
1 Mei 2017Presiden AS Donald Trump terkesan mulai berusaha meredakan ketegangan menyangkut program atom dan misil Korea Utara dengan menelpon mitranya di Asia Tenggara. Trump menelpon PM Thailand dan Singapura untuk mendiskusikan potensi ancaman dari Korea Utara, sekaligus mengundang kedua pimpinan untuk berkunjung ke Gedung Putih.
Percakapan telefon Trump dengan dua mitra di Asia Tenggara dilakukan dua hari setelah Pyongyang kembali menggelar ujicoba misil balistik yang dilaporkan mengalami kegagalan. Ujicoba terbaru Korut kembali memancing kecaman internasional. "Diskusinya menyangkut cara untuk melanjutkan tekanan diplomatik dan ekobnomi terhadap rejim di Pyongyang", ujar seorang pejabat di Gedung Putih kepada KB Reuters.
Seminggu lalu, Trump juga menelpon PM Jepang, Shinzo Abe dan Presiden Cina, Xi Jinping untuk mendiskusikan isu Korea Utara. Dalam wawancara terbaru, presiden AS itu menegaskkan, kemungkinan bisa terjadi konflik besar dengan Korea Utara. Sebelumnya dalam kesempatan terpisah, Menlu Rex Tillerson menegaskan, AS tetap membuka semua opsi.
Trump rangkul Duterte
Presiden AS itu sebelumnya pada akhir pekan menelpon presiden Filipina, Rodrigo "Digong" Duterte. Ia juga mengundang "Digong" untuk berkunjung ke Gedung Putih. Duterte dikritik pembela HAM di AS menyangkut program pemberantasan anti narkoba-nya yang kontroversial.
Dalam aksi yang disebut para aktivis AS sebagai "pembantaian" itu, skuad anti narkoba Filipina menewaskan sedikitnya 8.000 pemakai, pengedar atau bandar narkoba. Namun program tersebut tidak menggoyahkan Trump untuk merangkul Duterte untuk mendiskusikan lebih lanjut beragam konflik di kawasan.
Belakangan ini Duterte mulai menjauh dari Washington dan mendekat ke Beijing. Menanggapi politik pendekatan presiden Trump ke Asia itu, kepala staf kepresidenan di Gedung Putih, Reince Pribus mengatakan, saat ini ancaman terbesar yang dihadapi negara-negara dan kawasan itu adalah aksi dari Korea Utara.
as/ap(rtr,dpa,afp)