1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tugas Bundeswehr dalam Misi UNIFIL

15 September 2006

Pemerintah Jerman memutuskan keterlibatan Bundeswehr dalam misi perdamaian di Libanon.

https://p.dw.com/p/CPJ1
Marinir Jerman akan bertugas menjaga perairan Libanon
Marinir Jerman akan bertugas menjaga perairan LibanonFoto: picture-alliance / dpa

Kanselir Jerman Angela Merkel menyebut tugas militer itu sebagai langkah dari dimensi bersejarah. Partisipasi Jerman yang luas dan akan berlangsung beberapa tahun. Kabinet Jerman memutuskan akan membawa persetujuan pengiriman 2.400 tentara untuk mengawasi pantai Libanon ke parlemen Jerman.

Bagi harian Austria Der Standard yang terbit di Wina keputusan pengiriman pasukan marinir Bundeswehr ke pantai Libanon merupakan tabu terakhir politik Jerman pasca Perang Dunia ke-2.

"Sekarang tabu terakhir pecah. Tentara Jerman berada di dekat Israel dan bahkan melihat kondisi sekarang, pekan depan Partai Hijau sebagai partai oposisi akan menyetujuinya. Keberadaan Jerman di Timur Tengah tidak hanya singkat. Ia akan memimpin pasukan marinir, kemungkinan untuk beberapa tahun. Hal ini harus tidak disembunyikan oleh siapapun di pemerintahan. Keputusan koalisi besar untuk misi Timur Tengah benar. Justru Jerman, yang cukup disegani di kawasan itu oleh kedua belah pihak, tidak dapat diam saja dan memandang mitranya dari sisi lapangan permainan. Mungkin tanggal 13 September akan menjadi hari yang selalu dikenang generasi ini, di mana masa pasca perang dunia ke-2 bagi Jerman benar-benar berakhir.“

Sementara harian Swiss Neue Zürcher Zeitung mengomentari hal itu sebagai politik luar negeri Berlin yang tidak mantap.

"Beberapa pekan terakhir, reaksi Berlin selalu saja mengherankan dengan kesabarannya terhadap permintaan Libanon. Meskipun sebenarnya kartu as dalam taruhan ini berada di sisi Jerman. Karena penghentian blokade laut Israel tergantung pada pengawasan yang efektif dari pasukan internasional, kedatangan secepatnya pasukan UNIFIL di perairan Libanon merupakan keinginan mendasar Beirut. Namun yang terjadi selama beberapa waktu, sepertinya milisi Hisbullah yang kuat, berunding dengan pemerintah Jerman yang lemah.“

Tema lain yang menjadi perhatian media cetak Eropa adalah permintaan tambahan tentara dari anggota NATO untuk tugas pasukan perdamaian pasukan internasional untuk Afghanistan ISAF.

Dalam sidang tertutup yang berlangsung di Brussel hari Rabu (14/09) kemarin, belum satupun anggota NATO yang bersedia menambah anggota pasukannya. Dukungan bagi tugas di Afghanistan menghilang. Demikian komentar harian Inggris The Guardian tentang hal itu.

Tugas di Afghanistan bagi Sekretaris Jenderal NATO Jaap de Hoop Scheffer adalah masalah kepercayaan. Juga upayanya meminta tambahan jumlah anggota pasukan agar beban tugas pasukan Inggris di provinsi Helmand di selatan Afghanistan, yang mendapat perlawanan sengit dari pejuang Taliban, dapat dibagi. Pendapat umum di Inggris, yang dulunya mendukung penugasan di Afghanistan, mulai berbalik. Apa yang dulunya sebagai aksi yang akan menjamin stabilitas dan pembangunan kembali, tiba-tiba berubah menjadi perang gerilya.“