Tujuh Potensi Berbahaya yang Dihadapi Perekonomian Dunia
Apakah kondisi perekonomian global sedang menuju kehancuran? Banyak turbulensi pasar yang menunjukkan hal tersebut. Inilah tujuh potensi bahaya yang dihadapi perekonomian dunia.
Tingkat utang yang tinggi
Sejak 2008, utang global secara keseluruhan telah meningkat hingga 60 persen. Ada utang sebesar 182 triliun Dolar Amerika Serikat (AS) pada kas pemerintah dan swasta yang harus dilunasi. Banyak orang bertanya, adakah dana tersisa untuk meringankan dampak dari potensi kemerosotan ekonomi?
Mengguncang negara berkembang
Pasar yang sedang tumbuh mencapai sekitar 40 persen dari penghasilan ekonomi global, tapi mereka sangat rentan. Banyak dari negara-negara ini yang menggerakkan ekonomi mereka dengan bantuan dana asing, sebagian besar berdenominasi Dolar. Ketika suku bunga AS naik, sistem itu menjadi goyah di tengah arus modal keluar. Argentina dan Turki telah alami hal tersebut.
Perekonomian AS akan segera mencapai puncak
Presiden AS Donald Trump masih mampu membuat ledakan ekonomi Amerika Serikat dengan berikan keringanan pajak dan hambatan perdagangan. Tetapi banyak perusahaan semakin enggan untuk berinvestasi besar dengan semua ketidakpastian di sekitarnya. IMF percaya mulai tahun depan ekspansi ekonomi akan melambat setelah mencapai puncaknya pada 2018.
Konflik dagang
Daging dan sayuran dari AS - Baja, tekstil dan teknologi dari China. Washington dan Beijing telah membanting tarif atas produk masing-masing senilai 360 miliar Dolar AS. Menurut IMF, itu sudah mencukur 0,9 persen PDB AS dan 0,6 persen dari PDB China. Jika konflik perdagangan bilateral meningkat, volume perdagangan global akan turun 17,5 persen.
Bank yang gagal
Bank bayangan terlibat dalam transaksi keuangan di luar sektor perbankan reguler. Presiden ECB Mario Draghi mengatakan rekening bank bayangan mencapai 40 persen pada sistem keuangan di Uni Eropa. Banyak pemberi pinjaman reguler akan goyah menghadapi krisis keuangan. Beberapa cenderung mengabaikan pelajaran dari runtuhnya Lehman Brothers sekitar 10 tahun yang lalu.
Brexit buat sulit
Masih belum ada rencana yang disepakati mengenai modalitas keluarnya Inggris dari Uni Eropa pada Maret 2019 nanti. Tanpa perjanjian perdagangan bebas, perusahaan Jerman harus membayar tarif lebih dari 3 miliar Euro setiap tahun. Pemeriksaan pada perbatasan antar-negara akan memperlambat produksi. Produsen mobil seperti Nissan, Toyota, dan BMW kemungkinan harus menutup pabrik di Inggris.
Kebijakan pemerintah Italia
Akankah krisis Eropa terulang? Partai-partai populis di Roma ingin mendapatkan penghasilan bersama dan usia pensiun yang lebih dini, padahal negara itu memiliki utang terbesar di Uni Eropa sekitar 2,4 triliun Euro. Rasio utang terhadap PDB Italia adalah 130 persen. Yunani baru saja kembali ke pasar modal dan bertujuan untuk melepaskan diri dari kredit beracun. (Teks: Paul-Christian Britz (yp/ts)