Tujuh Warga Jerman Terima Penghargaan dari Indonesia
18 Agustus 2011Kerja Misi pengawas perdamaian pasca penandatanganan kesepakatan damai Helsinki di Aceh mendapat perhataian dari pemerintah Indonesia. Atas pretasi dan kerja keras, tujuh warga Jerman yang tergabung dalam Aceh Monitoring Mission AMM mendapat penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Piagam dan tanda kehormatan Satya Lencana Dharma Nusa ini diserahkan oleh duta besar RI untuk Jerman Eddy Pratomo dalam upacara peringatan kemerdekaan Indonesia di Berlin.
Salah seorang penerima tanda jasa, Oye Thomas, yang pada tahun 2005 hingga 2007 menjabat sebagai kepala administrasi dan layanan bantuan keuangan AMM mengatakan, "Yang istimewa, misi ini diputuskan dalam waktu satu bulan. MOU perjanjian damai Helsinki ditandatangani 15 Agustus 2005, Uni Eropa lalu setuju mengirimkan lebih dari 200 pengamat ke lapangan. Tantangan khusus bagi saya pribadi adalah membangun misi ini. Ketika saya datang, kantor pusat sudah ada, tetapi tidak ada apa-apa di situ.
Ketujuh orang ini dinilai berjasa atas peran aktif mereka dalam proses perdamaian Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Gabriel Lutz, saat itu menjabat sebagai kepala bagian logistik dan transportasi AMM menyampaikan, "Kawasan kerja saya adalah seluruh Aceh karena misi kami memiliki kantor pusat di Banda Aceh dan kantor di 12 distrik di seluruh Aceh. Tugas saya juga berkeliling ke 12 kantor itu dengan helikopter yang disediakan oleh TNI. Saya juga harus keliling Sumatera."
Lutz dan rekan rekannya merasa bangga atas penghargaan dari pemerintah Republik Indonesia ini dan kerja keras mereka tidak sia-sia, "Bagi saya, misi di Aceh meruapakan misi paling sukses. Hingga kini, Aceh tetap damai , dan kerja kami di sana merupakan sukses besar misi Uni Eropa."
Keputusan pemberian penghargaan ini sesungguhnya telah ditandatangani oleh Presiden Bambang Yudhoyono pada 26 Desember 2006. Mengapa upacara penganugrahan terlambat lima tahun, Duta Besar RI untuk Jerman Eddy Pratomo menjelaskan alasannya, "Proses birokrasi yang sedang berjalan, banyak dokumen yang harus diteliti, kemudian juga ada beberapa warga negara lain sehingga butuh waktu yang cukup untuk diputuskan Indonesia, warga Negara mana saja termasuk Jerman yang mendapat penghargaan."
Aceh Monitoring Mission dibentuk berdasarkan kesepakatan pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka, yang ditandatangai di Helsinki, Finlandia, 15 Agustus 2005. Misi ini bertugas untuk mengawasi implementasi MOU Helsinski.
Miranti Hirschmann
Editor: Yuniman Farid