Turki Tutup Kedutaan di Damaskus
26 Maret 2012Seiring meningkatnya ketegangan di Suriah, Turki menutup kedutaan mereka di ibukota Damaskus. Demikian disampaikan kementerian luar negeri Turki, Senin (26/03). Seorang pejabat kementerian luar negeri Turki mengatakan, duta besar dan anggota korps diplomatik lainnya dipanggil dari Suriah. Namun, dalam keterangan singkat di situs internet Minggu (25/03) malam disebutkan, konsulat jenderal di Aleppo tetap dibuka.
Dengan langkah tersebut Turki kembali mengambil jarak dari mitra dekatnya. Minggu (25/03) pemerintah Turki sudah mengumumkan bersama dengan Amerika Serikat akan membantu oposisi Suriah dengan obat-obatan dan sarana komunikasi, tapi tidak dengan senjata.
Sejak konflik meletus antara rezim Presiden Bashar al Assad dengan pemberontak, menurut keterangan PBB lebih dari 8.000 orang tewas dan sekitar 100.000 lainnya terpaksa mengungsi meninggalkan tempat tinggal mereka ke Turki atau Yordania.
Pasukan Suriah Masih Gempur Pemberontak
Kota Homs yang merupakan markas utama kelompok pemberontak, menurut keterangan oposisi masih terus diserang dengan granat. "Serangan masih terjadi setiap hari. Rezim sedang berusaha menghancurkan seluruh kota,“ kata seorang wakil oposisi. Pemerintah Suriah menuduh "teroris dan pendukung asingnya“ bertanggung jawab atas konflik. Menurut keterangan kantor berita resmi Suriah Sana, di provinsi Deraa di selatan Suriah, tentara berhasil menewaskan "enam teroris berbahaya yang selama ini diburu.“
Organisasi hak asasi manusia Inggris di Suriah, hari Senin (26/3) melaporkan aksi tentara Suriah di sejumlah kawasan di negara tersebut. Meski laporan itu sulit diverifikasi karena rezim Assad melarang media massa meliput.
Upaya Solusi Konflik Masih Dikampanyekan
Sementara itu pencarian solusi secara politik untuk menyelesaikan konflik Suriah masih terus berlanjut. Utusan khusus PBB dan Liga Arab, Kofi Annan telah melakukan pembicaraan di Moskow dan kini melanjutkan perjalananannya ke Cina. Kofi Annan yang merupakan mantan Sekjen PBB akan meyakinkan Cina, untuk mendukung rencana perdamaian di Dewan Keamanan PBB.
Hari Minggu (25/03) Presiden Rusia Dmitri Medvedev sudah berjanji akan mendukung Annan. Usulan rencana perdamaian Annan untuk konflik Suriah antara lain meminta agar Presiden Assad menyetujui gencatan senjata dan mengijinkan organisasi bantuan memasuki Suriah.
Rusia dan Cina berulang kali memblokir usulan resolusi bagi Suriah di Dewan Keamanan. Menurut pandangan Presiden Rusia Medvedev, rencana perdamaian yang diusulkan Annan bisa menjadi peluang terakhir untuk menghindari perang saudara berkepanjangan dan berdarah di Suriah.
Awal pekan ini (26 & 27/03) Turki dan Liga Arab memanggil kelompok oposisi Suriah untuk melakukan pertemuan di Istanbul. Dalam pertemuan tersebut diharapkan agar pihak oposisi yang selama ini terpecah bisa mencapai kesepakatan. Minggu (01/04) mendatang di Istanbul juga akan dilakukan pertemuan para menteri luar negeri yang menyebut dirinya" teman-teman Suriah“ untuk mengupayakan solusi atas konflik di Suriah.
Dyan Kostermans/Reuters/DPA
Editor: Andy Budiman