Turki Tutup Perbatasan Dengan Suriah
25 Juli 2012Penutupan perbatasan Turki-Suriah hanya berlaku bagi kepentingan komersial. Menurut jurubicara Badan PBB yang mengurusi pengungsi, UNCHR, Rabu (25/7), perbatasan tetap terbuka bagi para pengungsi.
Kepada Reuters, Sybella Wilkes dari UNCHR mengatakan telah menerima kepastian dari pemerintah Turki. Tambahnya, “Pemerintah Turki masih menerima dan melindungi pengungsi.”
Sebelumnya informasi dari seorang pejabat Kementrian Bea Cukai dan Perdangan Turki menyebutkan bahwa semua gerbang perbatasan dengan Suriah ditutup, mulai Rabu (25/7) seiring memburuknya kondisi keamanan.
Ancaman Peluru Nyasar
Menurut UNHCR, sekitar 300 warga Suriah menyeberang ke Turki pada hari Selasa (24/7) malam. Diantaranya ada yang menggunakan penyeberangan informal.
Namun tak hanya bagi perorangan, juga bagi truk-truk yang mengangkut muatan kawasan perbatasan menjadi semakin berbahaya. Acapkali mereka terancam peluru nyasar dari pihak-pihak yang bertempur.
Penutupan perbatasan Turki dengan Suriah terjadi setelah kaum penentang rejim Bashar al Assad merebut dua pos dekat perbatasan.
Menurut seorang pejabat Turki, penutupan itu juga ditujukan untuk melindungi warga Turki. Kepada AFP, ia mengatakan, "Langkah ini tidak dibatasi masa berlakunya, dan pembukaan perbatasan kembali akan bergantung pada perkembangan selanjutnya."
Gelombang Pengungsi Di Negara Tetangga
Sejak awal pertempuran 16 bulan lalu, sudah sekitar 120 ribu pengungsi Suriah yang kini terdaftar pada UNHCR. Turki telah menerima yang terbanyak dengan lebih dari 43 ribu pengungsi.
Di antara pengungsi yang berada di Turki terdapat 27 orang jendral Suriah yang membelot. Selain itu banyak desertir militer yang bergabung dan membentuk Pasukan Pembebasan Suriah yang menentang rejim presiden Bashar al-Assad.
Yordania berada di peringkat dua dengan menampung pengungsi sebanyak 36,323. Lebanon dengan 31,004 pengungsi menempati peringkat tiga, disusul Irak dengan 7,490 pengungsi.
Gelombang pengungsi yang datang ke Yordania berlipat ganda dalam beberapa minggu terakhir, dengan penambahan hampir 1,300 pengungsi setiap harinya. Kamp darurat yang tersedia kini membludak dengan 6,500 pengungsi yang hidup dalam cuaca panasnya gurun.
Ungkap Wilkes, UNCHR tengah bergegas membangun kamp baru di Za'atri, Mafraq. "Kami bekerja siang dan malam agar secepatnya selesai, karena tampaknya masih harus memindahkan ribuan orang lagi”, katanya.
ek/Reuters/ap