Twitter Luncurkan Versi 'Lite' Sebagai Aplikasi Hemat Data
6 April 2017Twitter menjanjikan versi "lite"-nya akan berfungsi lebih cepat, walau dengan koneksi internet yang terputus-putus. Twitter Lite diluncurkan hari Rabu (5/4) di kantor pusat Twitter di San Fransisco. Targetnya adalah pasaran di negara berkembang yang punya potensi besar tapi masih sulit dijangkau.
Twitter Inc menyebutkan, versi Twitter Lite akan ditujukan terutama pada pengguna di luar Amerika Serikat. Tapi Twitter Lite bekerja melalui web browser, bukan melalui aplikasi ponsel yang berdiri sendiri. Namun penampilan dan fungsinya hampir identik dengan pengguna aplikasinya.
Peluncuran Twitter Lite mengikuti tren dari perusahaan-perusahaan jejaring sosial lain, yang berusaha menawarkan versi aplikasi ringan kepada pengguna. Facebook sudah lebih dulu merilis Facebook Lite pada tahun 2015. Awal minggu ini, YouTube juga meluncurkan aplikasi versi Lite yang khusus dirancang untuk pasara di India.
Selain India, pasar utama yang disasar Twitter Lite adalah Indonesia, Filipina, Brasil, Argentina dan Meksiko. Ciri-ciri utama aplikasi versi ringan adalah penggunaan data yang jauh lebih hemat daripada versi biasa.
Twitter menjanjikan, akses melalui situs mobile-nya, mobile.twitter.com, akan mengkonsumsi data 40% lebih sedikit daripada versi aplikasi biasa. Bahkan dengan menggunakan fitur-fitur pengatur data lainnya, pemakaian data bisa diturunkan sampai 70 persen, kata manajer produk Patrick Traughber. Twitter Lite misalnya hanya akan menunjukkan preview gambar lebih dulu, dan tidak langsung mengunduh seluruh gambar.
Dengan strategi ini, Twitter memang ingin menjaring lebih banyak pengguna, yang engan memakai aplikasi itu karena mengkonsumsi data cukup besar. Dari jumlah pengguna, Twitter memang tertinggal jauh dibanding perusahaan jejaring sosial lain.
Twitter saat ini mememiliki sekitar 319 juta pengguna aktif setiap bulan dan angka ini terus bertambah sekitar 4 persen, naik 4 persen dibanding tahun lalu. Tapi masih jauh di bawah Facebook, yang memiliki 1,6 miliar user.
"Kami belum berhasil mencapai negara-negara lain dengan cukup baik. Versi baru ini akan memungkinkan kami mencapai mereka dengan lebih cepat, lebih murah dan dengan pengalaman yang lebih baik daripada sebelumnya," kata Wakil Direktur Utama Twitter Keith Coleman dalam wawancara dengan kantor berita Reuters.
hp/vlz (rtr)