080709 Biden Israel Iran
9 Juli 2009Irak melarang Israel menggunakan wilayah udaranya. Di Baghdad, sejumlah anggota parlemen Irak menegaskan, bahwa Irak memiliki kedaulatan penuh. Dan apabila Israel masuk ke wilayah udara Irak untuk menyerang Iran, maka Irak akan menanggapinya sebagai pernyataan perang. Mohammad Naji, anggota legislatif dari kubu Aliansi Kesatuan Irak menegaskan, bahwa kesepakatan keamanan antara Irak dan Amerika Serikat menjamin kedaulatan Irak di wilayah udaranya.
Sementara itu, Presiden AS, Barack Obama berusaha meluruskan salah paham yang terjadi. Di televisi CNN ia tegaskan, bahwa tidak mendukung serangan terhadap Iran. Melainkan ingin menyelesaikan sengketa program nuklir dengan Iran secara damai, yaitu melalui diplomasi.
Namun tampaknya, pemerintah Israel berhaluan kanan yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanjahu senang mendengar pernyataan wakil presiden Amerika Serikat, Joe Biden. Biden mengatakan dalam wawancara televisi hari Minggu (5.7.) lalu, bahwa Israel adalah negara yang berkedaulatan penuh dan terkait dengan Iran, dapat melakukan apa yang dianggapnya benar. Inilah yang menyebabkan sejumlah pihak menafsirkannya sebagai lampu hijau AS bagi Israel untuk menyerang Iran.
Pernyataan Joe Biden itu segera disambut oleh Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Liebermann, "Saya merasa ia mengatakan hal-hal yang sangat logis. Israel adalah negara yang berdaulat, yang pada akhirnya juga bertanggung jawab atas keamanan dan masa depan negaranya. Meskipun terdapat perbedaan pendapat dengan negara-negara yang bermitra, keputusan yang kami ambil akan selalu sesuai dengan kepentingan Israel.“
Setahun lalu, mantan Presiden George W. Bush dan pemerintahan republikannya dengan tegas menyatakan, Washington tidak tertarik untuk melancarkan tindakan militer terhadap instalasi atom Iran. Oleh sebab itu, dulupun Bush menolak untuk memasok senjata ke Israel. Selain itu, juga tidak mengijinkan pesawat Israel untuk terbang di wilayah udara Irak.
Namun bagi pemerintah Israel keunggulan militer sangat penting. Media dan politisi Israel kerap menunjuk keberhasilannya mengalahkan negara-negara tetangga. Serangan terhadap instalasi nuklir di Irak pada tahun 1981 misalnya, merupakan suatu kebanggaan. Dua tahun lalu Israel membombardir Suriah, dan menghancurkan lokasi yang diduga berpotensi nuklir. Para politisi pemerintah Israel kinipun berbual, bila perlu Israel akan menyerang Iran, tanpa mempedulikan pandangan Amerika Serikat.
Seorang pengamat Israel di surat kabar „Ha'aretz“ menulis, sikap AS yang tak mendukung Israel menyerang Iran, juga diketahui oleh Perdana Menteri Israel dan kabinetnya. Penulis itu mengingatkan, Amerika Serikat lebih besar dan lebih kuat dari Israel. Karenanya jauh lebih baik, bila sang perdana menteri Israel bekerjasama dengan Presiden Barack Obama, daripada menentangnya.
EK/HP/dw/dpa/ap/ips/rtr