1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikUkraina

Ukraina Segera Gunakan Misil Domestik untuk Lawan Rusia?

12 September 2024

Guna mengurangi ketergantungan pada mitra Barat, Ukraina mengembangkan produksi rudal jarak jauh sendiri untuk melawan Rusia. Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan uji rudal balistik pertama telah berhasil.

https://p.dw.com/p/4kVYC
Rudal buatan Ukraina R-360 Neptune
Rudal buatan Ukraina R-360 NeptuneFoto: Depositphotos/IMAGO

Sejak Rusia memulai perang Ukraina pada Februari 2022, militer mereka menggunakan senjata jarak jauh yang diproduksi di dalam negeri. Namun, pasukan Ukraina belum mampu melawan dengan senjata sendiri.

Apalagi rudal yang diterima Ukraina dari sekutunya tidak boleh digunakan untuk menyerang wilayah Rusia.

Untuk memperkuat pertahanan  dan mengurangi ketergantungan pasokan senjata dari mitranya, Ukraina berupaya menjalankan program misil sendiri.

"Orang Rusia akan kesulitan bahkan untuk mengucapkan namanya. Akan sama sulitnya bagi mereka untuk mempertahankan diri terhadap pesawat nirawak ini," Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bergurau tentang pesawat nirawak tempur Palyanytsya yang baru.

Palyanytsya adalah kata dalam bahasa Ukraina untuk roti dan sering digunakan untuk bercanda, karena sebagian besar orang Rusia sulit mengucapkannya.

Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

"Ada beberapa komponen dari luar negeri, tetapi desain dan seluruh produksinya didatangkan dari Ukraina," kata Alexander Kamyshin, Menteri Industri Strategis Ukraina, kepada DW.

Menurut United24, situs pemerintah Ukraina yang mengunggah video pesawat nirawak Palyanytsya, para spesialis Ukraina mengembangkan senjata ini selama 1,5 tahun.

Palyanytsya dilengkapi dengan mesin turbo jet dan punya kecepatan yang jauh lebih tinggi daripada pesawat nirawak bermesin normal. Pesawat ini juga dilengkapi dengan sejumlah sistem navigasi.

Sasaran utama pesawat nirawak tempur Palyanytsya kemungkinan besar adalah sekitar 20 pangkalan udara militer Rusia tempat pasukan negara itu menembaki Ukraina. Beberapa di antaranya berjarak sekitar 600 dan 700 kilometer dari perbatasan Ukraina.

Menurut United24, biaya membuat pesawat nirawak tempur ini "jauh lebih rendah daripada rudal analog" dan biayanya masih bisa ditekan lagi. Semua informasi lainnya masih dirahasiakan. 

Moskva, kapal induk Rusia, di dekat Istanbul pada 2014
Pada tanggal 13 April 2022, dua rudal Neptunus Ukraina menenggelamkan kapal induk Rusia, Moskva.Foto: Can Merey/dpa/picture alliance

Namun, Serhiy Zgurets, CEO perusahaan media Ukraina Defense Express, mengatakan kepada DW bahwa saat ini belum memungkinkan untuk menilai efektivitas Palyanytsya secara akurat.

"Saat ini, jangkauan adalah satu-satunya parameter yang membantu kami mengevaluasi senjata. Namun, jangkauan bukanlah hal yang paling penting, melainkan bobot hulu ledak dan akurasi serangan."

Neptun, rudal dengan jangkauan laut dan darat

Shurez mengatakan Ukraina telah mencapai sejumlah prestasi di bidang program rudal dalam beberapa tahun terakhir.

"Misalnya, serangkaian senjata antitank, seperti Stugna dan Corsair, saat ini sedang diproduksi massal. Atau rudal antikapal R-360 Neptun," ujarnya.

Produk buatan Kyiv ini telah digunakan angkatan bersenjata sejak 2020, seperti halnya sistem rudal pesisir RK-360MC, yang dirancang untuk mendeteksi dan menghancurkan kapal musuh dari berbagai kelas, kata Shurez.

Rudal Neptun memiliki hulu ledak seberat 150 kilogram dan jangkauan hingga 300 kilometer. 

Pada 13 April 2022, salah satu peristiwa paling penting dalam perang Ukraina-Rusia terjadi: dua rudal Neptun menenggelamkan kapal induk Rusia, Moskva.

Pada tahun 2023, terungkap bahwa perancang Ukraina telah memodifikasi rudal laut Neptun menjadi versi yang mampu mengenai kapal dan target darat.

Yang baru dalam program rudal domestik Ukraina

Menurut laporan media, Ukraina juga mengerahkan rudal sistem pertahanan udara S-200 untuk menyerang jauh ke wilayah Rusia pada tahun lalu.

Rudal-rudal ini kini telah dimodifikasi sehingga dapat juga mengenai sasaran darat. Kyiv belum secara resmi mengonfirmasi hal ini, tetapi seorang perwakilan pemerintah mengatakan kepada BBC Ukraina bahwa pekerjaan tersebut sedang berlangsung.

"Dalam situasi saat ini, kami harus mencari jalan keluar. Kami telah menemukan solusinya dengan S-200, dan sejauh ini tampaknya berjalan dengan baik," kata pejabat tersebut.

Negara tersebut juga menggunakan pesawat nirawak pengintai Soviet Tu-141 Strizh yang telah dimodernisasi. Pesawat nirawak ini bermesin turbo dan dapat mencapai kecepatan sekitar 1.000 kilometer per jam. Menurut Dinas Intelijen Pertahanan Ukraina, pesawat nirawak ini telah menghancurkan pesawat pengebom jarak jauh Rusia Tu-95 di Engels pada tahun 2023. 

Ukraina buat rudal balistik pertama

Pada akhir Agustus, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy merayakan keberhasilan uji coba rudal balistik lokal pertama. Namun, Zelenskyy tidak mengatakan jenis rudal yang digunakan. Karena alasan kerahasiaan, Kementerian Pertahanan juga menolak berkomentar tentang program rudal tersebut kepada DW. Hanya disebutkan bahwa anggaran nasional telah digunakan untuk mendanai program ini.

Diketahui bahwa industri pertahanan Ukraina telah mengembangkan rudal balistik sejak 2006. Ini adalah rudal jarak pendek Sapsan, yang memiliki diameter badan pesawat 0,9 meter dan jangkauan 500 kilometer. Rudal tersebut dikenal dengan nama Hrim-2. Ukraina dikatakan telah memproduksi Hrim-2 dengan diameter 0,6 meter dan jangkauan 280 kilometer untuk Arab Saudi.

Sejak pecahnya perang, Ukraina belum pernah berkomentar tentang pengembangan Sapsan kepada publik, meski Rusia berulang kali mengeklaim telah menjatuhkan rudal Hrim-2 buatan Ukraina.

"Ukraina tentu saja mampu memproduksi roket dalam jumlah yang cukup untuk berperang dengan Rusia," analis militer Inggris dan mantan perwira intelijen militer Inggris, Frank Ledwidge mengatakan kepada DW.

Artikel ini diadaptasi dari bahasa Rusia