UE Siapkan Sanksi Terhadap Ukraina
20 Februari 2014Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier, disertai menlu Perancis Laurent Fabius dan menlu Polandia Radoslaw Sikorski melakukan kunjungan singkat ke Ukraina hari Kamis (20/02) dalam upaya mencari solusi politik dan mendorong dialog antara pemerintah dan oposisi.
Para menteri luar negeri Uni Eropa itu selanjutnya akan melakukan pertemuan di Brussel untuk membahas perkembangan politik di Ukraina dan upaya mencegah berlanjutnya konflik berdarah di negara itu. Beberapa negara anggota menuntut agar diberlakukan sanksi terhadap para pejabat tinggi pemerintahan.
Setelah bertemu dengan Presiden Perancis Francois Hollande hari Rabu (19/02) di Paris, Kanselir Jerman Angela Merkel menegaskan akan mempertimbangkan sanksi. "Yang penting sekarang, mempertimbangkan sanksi terhadap mereka yang menyebabkan kekerasan", kata Merkel.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama sebelumnya mengatakan ia akan menarik "konsekuensi" dari situasi di Ukraina. Menurut kalangan diplomat, pemerintah AS sudah menerapkan sanksi pada 20 pejabat tinggi Ukraina. Mereka dilarang bepergian ke Amerika Serikat.
Gencatan senjata rapuh
Pemerintah dan oposisi Ukraina Rabu malam sepakat melakukan gencatan senjata untuk menenangkan situasi. Selama Rabu malam, aparat kemanan tetap berjaga-jaga tapi tidak melakukan serangan terhadap kerumunan massa.
Tapi hari Kamis pagi, sebagian demonstran diberitakan mencoba merebut kembali bagian lapangan yang dijaga polisi. Para demonstran menyerang dengan tembakan kembang api dan lemparan batu, polisi membalas dengan gas air mata dan granat kejut.
Televisi Ukraina menunjukkan gambar asap hitam yang membubung dari lapangan utama di pusat kota Kiev dan demonstran yang luka-luka. Presiden Viktor Yanukovych menurut rencana akan melakukan pembicaraan dengan delegasi Uni Eropa untuk membahas situasi aktual.
Bentrokan berdarah yang berlangsung sampai hari Rabu dilaporkan menewaskan 26 orang. Ratusan orang menderita luka-luka. Media lokal memberitakan, masih ditemukan korban tewas di beberapa lokasi.
Diplomasi Jerman-Rusia
Sehubungan dengan meruncingnya konflik di Ukraina, Kanselir Angela Merkel melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Kedua pihak sepakat "untuk melakukan segalanya, demi mencegah eskalasi kekerasan selanjutnya", kata Merkel. Putin berjanji untuk terus memantau situasi dan berkomunikasi, tambahnya.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov meminta menlu Jerman Steinmeier agar menggunakan kontaknya dengan oposisi di Ukraina untuk meredakan situasi. Kementerian Luar Negeri Rusia menerangkan, dalam percakapan telepon dengan Steinmeier, Lavrov menekankan para demonstran di harus melepaskan diri kelompok-kelompok militan yang ingin menggulingkan pemerintah dengan kekerasan.
Rusia sampai saat ini mendukung Presiden Viktor Yanukovych dan menyebut para demonstran ingin mengguncang pemerintahan yang sah.
Aksi protes di Ukraina meluas November tahun lalu, setelah Yanukovych menggagalkan perjanjian kerjasama dengan Uni Eropa. Sebagai gantinya, Yanukovych membuat kesepakatan perdagangan dengan Rusia.
hp/ab (rtr, afp, dpa)