Tekanan Terhadap Yunani Meningkat
8 Juli 2015Uni Eropa memberikan peringatan keras kepada pemerintahan Yunani di bawah PM Alexis Tsipras terkait gawatnya situasi di negara itu. Seusai pertemuan puncak darurat Uni Eropa di Brussel yang digelar Selasa (07/07) malam, Uni Eropa menyatakan memberi kesempatan terakhir kepada Yunani dalam KTT yang akan digelar hari Minggu (12/7) mendatang.
Dalam KTT darurat di Brussel Tsipras tetap tak mampu ajukan rancangan penghematan anggaran. PM Yunani itu juga tidak menunjukan sinyal, bahwa Athena akan tunduk pada persyaratan bantuan darurat tahap tiga dari negara donor. Sebaliknya, Tsipras bersikeras agar dikusi grexit dihentikan dan bermodal hasil referendum, semua pihak tunduk pada keinginan Yunani.
Petinggi Bank Sentral Eropa-ECB Christian Noyer bahkan secara konkrit menunjukkan situasi aktual yang dihadapi Yunani saat ini. "Ekonomi Yunani diambang keruntuhan. Athena juga tidak akan mendapat kucuran utang baru, jika tidak bersedia menjalin kesepakatan dengan para kreditor", ujar Noyer dalam wawancara dengan stasiun radio Perancis Europe 1 Rabu (08/07). Sementara Dana Moneter Internasional (IMF) menaksir, Yunani perlu kredit darurat minimal 50 milyar Euro untuk 2 tahun kedepan, guna membenahi krisis ekonomi di negara yang carut-marut dililit krisis utang yang menggunung itu.
Kesalahan Yunani sendiri.
Usai KTT darurat di Brussel, semua peserta menyuarakan sikap skeptis menangapi solusi krisis Yunani. Ketua dewan Uni Eropa saat ini, Donald Tusk melontarkan peringatan keras kepada Yunani di Parlemen Eropa. Jika tidak tercapai kesepakatan hingga Minggu (12/7) negara itu bisa dinyatakan bangkrut.
Juga kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan, tidak ada dasar kuat untuk mengucurkan bantuan darurat baru kepada Yunani, selama persyaratan yang diajukan para donor terus ditolak oleh pemerintah di Athena. Merkel juga menolak kebijakan penghapusan sebagian utang, dengan alasan tindakan itu melanggar aturan.
Setelah mendapat tekanan berat dari semua pihak, secara mengejutkan PM Alexis Tsipras Rabu (8/7) ini mengakui, bahwa krisis utang di Yunani bukan diciptakan oleh pihak luar melainkan dipicu oleh pemerintahan-pemerintahan sebelumnya selama bertahun-tahun. Saat ini laju utang luar negeri Yunani mencapai rekor hampir dua kali lipat dari pedapatan nasional kotornya.
Akibat krisis utang berkepanjangan dan kebijakan monitoring lalulintas modal yang ditambah parah dengan hasil referendum beru-baru ini, semua bank di Yunani nyaris 2 pekan hingga Rabu (8/7) tetap ditutup. Antrian warga yang ingin mengambil uang di depan ATM makin panjang, dan setiap orang hanya diizinkan menarik maksimal 60 Euro sehari. Jika tidak ada kucuran kredit baru, Yunani yang sudah "default" tidak mampu membayar cicilan utangnya dipastikan akan ambruk.
as/ml (rtr,afp,dpa)