270611 Bengasi Haftbefehl
28 Juni 2011Warga Libya di kubu pemberontak Benghazi merayakan perintah penangkapan pemimpin Libya, Muammar al-Gaddafi dari Mahkamah Kejahatan Internasional–ICC di Den Haag. Mereka mengibarkan bendera berwarna merah-hijau, lambang perlawanan rakyat Libya, menembakkan salvo ke udara dan berdoa bersama. Seorang warga Benghazi bernama Soliman mengatakan :“Di sini semua orang bahagia menanggapi perintah penangkapan Gaddafi. Sekarang bagi Gaddafi tidak ada solusi diplomatik lagi.“
Dengan mimik serius, Soliman mengatakan, hal itu memang tepat. Ia sendiri hadir di saat aksi demonstrasi pertama, ketika warga kota Benghazi diserang secara brutal oleh pasukan pendukung Gaddafi. “Saya masih ingat demonstrasi pertama kami. Ketika itu aksinya digelar damai. Kami bahkan tidak berdemonstrasi menentang rezim, melainkan menghendaki kebebasan. Kemudian datang pendukung Gaddafi menembaki warga, juga seorang teman saya terbunuh, “ katanya menambahkan.
Dengan dikeluarkannya perintah penangkapan internasional dari ICC itu, solusi krisis lewat pengasingan Gaddafi ke luar negeri menjadi semakin mustahil dibanding sebelumnya. Juga jika dalam kenyataannya tidak semua negara meratifikasi kesepakatan mengenai mahkamah kejahatan internasional, diantaranya Rusia, Cina dan Iran.
Dewan Transisi Nasional di Benghazi juga menyatakan puas, setelah dikeluarkannya perintah penangkapan internasional dari ICC di Den Haag. Ketua dewan transisi Mustafa Abdel Jalil mengatakan : “Keputusan mahkamah kejahatan internasional menunjukkan, bahwa Gaddafi seorang penjahat dan ia bersama pendukungnya diburon sebagaimana layaknya penjahat.”
Penanggung jawab hukum dewan transisi yang saat ini menjadi pengamat di Den Haag, Muhammad al Alaki menyatakan, rakyat Libya menghendaki, sedapat mungkin bisa mengadili sendiri Gaddafi. ”Mungkin dewan transisi membentuk sebuah pasukan khusus, untuk menangkap Gaddafi. Ini harapan semua rakyat Libya, dapat menangkap Gaddafi di Tripoli atau dimanapun di Libya, dan dapat menggelar pengadilan sendiri,” tambah Alaki.
Yang sudah jelas, pasukan NATO tidak memiliki mandat untuk melaksanakan perintah penangkapan tsb. Jurubicara pemerintah di Tripoli, Mussa Ibrahim sebelum dikeluarkannya perintah penangkapan itu sudah menyatakan, pemerintah Libya tidak mengakui otoritas ICC di Den Haag. Ibrahim juga menegaskan, ICC tidak memiliki legitimasi untuk itu. Sementara sekjen NATO, Anders Fogh Rasmussen mengatakan di Brussel, keputusan ICC semakin mengukuhkan landasan misi NATO bagi perlindungan rakyat sipil Libya dari serangan pasukan Gaddafi. Senin kemarin NATO melanjutkan serangan udaranya ke sasaran di sekitar kediaman Gaddafi, Bab al Azizia di Tripoli. Dipastikan Gaddafi tidak ada di tempat kediamannya ketika serangan dilancarkan. Para pendukung setia Gaddafi setiap hari menggelar rapat umum di kawasan tempat kediaman pemimpin Libya tsb.
Cornelia Wegerhoff/Agus Setiawan
Editor : Dyan Kostermans