1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Warga Libanon eks Tahanan Israel Disambut Bagai Pahlawan

17 Juli 2008

Lima warga Libanon eks tahanan Israel disambut dengan upacara kenegaraan oleh Presiden Libanon Michel Suleiman. Upacara penyambutan itu juga dihadiri PM Libanon Fuad Siniora dan pejabat tinggi Libanon lainnya.

https://p.dw.com/p/Ee3l
Lima warga Libanon yang dibebaskan Israel.
Lima warga Libanon yang dibebaskan Israel.Foto: AP

Seiring dengan tenggelamnya matahari di Laut Tengah, mendarat tiga helikopter di bandara Beirut, Libanon. Ketiga helikopter itu membawa pulang Samir Kuntar dan empat warga Libanon lainnya yang ditahan Israel. Mereka disambut dengan upacara kenegaraan oleh Presiden Michel Suleiman.

"Libanon berhak untuk meminta kembali apa yang menjadi haknya", dikatakan Suleiman. Kini memang tidak ada lagi warga Libanon yang mendekam di penjara Israel, tapi Israel masih menduduki sebagian wilayah Libanon. Suleiman menyebut pembebasan lima warganya yang ditahan Israel sebagai kemenangan dan berhasilnya sebuah perjuangan bagi Hisbullah.

Sebelum disambut oleh presiden, kelima lelaki Libanon itu didandani dengan seragam militer dan disambut dengan upacara resmi, dengan karpet merah, barisan tentara dan musik mars, oleh Hisbullah di kawasan perbatasan Nakura. Sebuah kelanjutan dari peristiwa yang mengisyaratkan ungkapan sikap politik kekuasaan di Libanon.

Rabu malam kemarin (16/07) waktu setempat, sebuah upacara penyambutan dilangsungkan di Beirut selatan. Pemimpin Hisbullah Hassan Nasrallah menyempatkan diri berdiri di atas panggung dengan lima warga Libanon eks tahanan Israel itu selama beberapa menit, dan langsung pergi. Khawatir dengan keselamatannya.

Samir Kuntar mendekam di penjara Israel sejak tahun 1979, dengan dakwaan pembunuhan dan penganiayaan terhadap seorang anak. Di bandara Beirut, sebelum kedatangan Kuntar, saudaranya Bassem menyangkal tudingan itu.

"Formulanya sangat mudah, ketika seorang Arab militan, Palestina atau Libanon disebut Israel sebagai teroris, maka dia disambut seperti seorang pahlawan di negaranya. Palestina merupakan wilayah yang dihuni penduduk aslinya, jauh sebelum Samir datang ke wilayah pemukiman Nahariya dan membunuh warga Israel, untuk membebaskan negara itu. Samir tidak membunuh anak itu. Dia tewas bersama ayahnya dalam pertempuran,“ tegas Bassem.

Keluarga Kuntar tidak lagi memikirkan dakwaan terhadap Samir, demikian ditambahkan Bassem. Sekarang saatnya bagi sang ibu untuk kembali tersenyum.

"Dia sekarang bahagia. Saya melihat senyuman di wajahnya, sesuatu yang tak pernah saya lihat sebelumnya. Senyuman itu mencerminkan suasana hati keluarga Samir Kuntar saat ini,“ ungkapnya.

Dengan pembebasan warga Libanon, Hisbullah berhasil menunjukkan pada dunia bahwa pemerintah Libanon sekarang memiliki pengaruh. Pengamat politik Libanon Amal Saad-Ghorayeb mengatakan, hal itu akan berkelanjutan.

"Hisbullah menunjukkan bahwa Israel hanya memahami logika kekerasan. Jika serdadunya diculik, maka mereka akan membebaskan tahanannya. Itulah yang sekarang menjadi contoh bagi Palestina,“ jelas Saad-Ghorayeb.

Di Israel saat ini terdapat sekitar 10 ribu warga Palestina yang ditahan dan selama ini Presiden Palestina Mahmud Abbas hanya berhasil membebaskan ratusan warganya. (ls)