Yordania Ajukan Rancangan Resolusi Yaman
8 April 2015Perhimpunan negara-negara Teluk lewat Yordania yang sat ini menjabat ketua Dewan Keamanan PBB, mengajukan rancangan resolusi Yaman. Terutama koalisi Arab ini mendesak PBB untuk menjatuhkan sanksi terhadap pimpinan pemberontak Syiah Huthi Abdul Malik al Houthi dan anak tertua mantan presiden Ali Abdullah Saleh, Ahmed.
Selain itu negara-negara Teluk juga menuntut agar pemberontak Huthi mundur tanpa syarat dari kawasan ibukota Sanaa serta dari wilayah yang telah diduduki sejak 2013. Huthi juga dituntut membebaskan semua tahanan dan menyerahkan kembali senjata serta fasilitas militer yang mereka duduki. Rancangan resolusi berdasarkan pasal 7 traktat PBB, yang bisa dibarengi aksi militer itu disebut-sebut akan dibahas pekan ini.
Tapi dalam rancangan resolusi itu tidak disinggung tuntutan Rusia untuk menggelar gencatan senjata di Yaman demi tujuan kemanusiaan. Akhir pekan lalu di Dewan Keamanan PBB Rusia menuntut koalisi yang dipimpin Arab Saudi melakukan jeda serangan udara, untuk memungkinkan pasokan bahan bantuan dan mengevakusai warga asing keluar dari Yaman.
Iran dan Turki sepaham
Situasi carut-marut di Yaman juga jadi agenda utama kunjungan presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan di Teheran. Walau menunjukkan berbagai perbedaan pandangan terkait krisis Yaman, namun Erdogan dan presiden Iran Hassan Ruhani menunjukkan adanya kesepahaman.
Ruhani mengatakan."Kami sepaham bahwa perang di Yaman harus segera diakhiri. Dan kami harus membantu negara itu untuk kembali ke kondisi damai serta aman." Sementara Erdogan tidak hanya menyoroti konflik di Yaman meleinkan di seluruh kawasan Timur Tengah. "Pertumpahan darah dan kematian di kawasan ini harus kita upayakan bersama untuk diakhiri", kata presiden Turki itu.
PBB melaporkan situasi kemanusiaan di kawasan pertempuran di Yaman makin memburuk setelah Arab Saudi melancarkan serangan udaranya 26 Maret 2015. Sedikitnya 570 tewas, 1700 cedera dan ratusan ribu warga terpaksa mengungsi.
Jurubicara palang merah internasional Sitara Jabeen mengatakan kepada DW, sebuah pesawat kargo berisi 17 ton bahan bantuan medis sudah disiapkan di ibukota Yordania, Amman, menunggu izin mendarat di Sanaan dari para pihak yang bertikai. Juga sebuah tim dokter masih menunggu izin dari pemberontak Huthi maupun militer koalisi untuk mendapat akses masuk ke Aden.
as/ml (ap,rtr,afp,dpa)