Yunani Terancam Tidak Peroleh Kredit Berikutnya
18 September 2011Pada akhir pertemuannya di Breslau, Polandia ke-27 menteri keuangan Uni Eropa sepakat mendorong diluncurkannya pajak transaksi keuangan di Eropa. Setelah tahun lalu upaya peluncuran pajak transaksi di pasar keuangan global gagal, Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schäuble ingin mencobanya di tingkat Eropa. Langkah ini didukung Menteri Keuangan Perancis Francois Baroin. Amerika Serikat menolak dikenakannya pajak di pasar keuangan, demikian ditegaskan Menteri Keuangan Timothy Geithner saat mengunjungi pertemuan di Breslau. Meski demikian menurut menteri keuangan Jerman Schäuble, di tingkat Eropa hal itu akan dilakukan. Oktober mendatang Komisi Eropa sudah akan mengajukan usulan peraturannya. Namun Menteri Keuangan Inggris George Osborne memandang skeptis pajak transaksi keuangan tersebut. Ia khawatir hal itu akan merugikan kota keuangan London. Italia dan Polandia juga memiliki pertimbangan.
Menurut Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schäuble, jika perlu 17 negara Uni Eropa yang menggunakan mata uang Euro akan melaksanakan sendiri pajak transaksi keuangan itu
"Tentu saja masih ada pembicaraan untuk rinciannya, tapi kini kami tidak akan menarik lagi tema yang sudah diajukan, melainkan kami akan mencoba mencapai suatu peraturan untuk Uni Eropa.“
Pajak transaksi keuangan itu akan mengisi kas negara-negara yang sebelumnya dikeluarkan untuk paket bantuan bagi bank-bank dan asuransi. Selain itu bagi bisnis keuangan yang riskan akan dikenai pajak sedemikian rupa sehingga tidak lagi menarik, setidaknya di kawasan pengguna Euro.
Yunani Diancam Tidak Peroleh Kucuran Kredit
Di Breslau juga berlangsung pembicaraan intensif dengan Menteri Keuangan Yunani Evangelos Venizelos. Juga Menteri Keuangan Jerman kembali menegaskan kepada Venizelos, data keuangan Yunani yang hampir bangkrut, harus diperbaiki. Jika troika penguji dari Uni Eropa, Bank Sentral Eropa dan Dana Moneter Internasional hingga awal Oktober tidak bisa memberikan nilai yang positif, bantuan kredit selanjutnya sebesar 8 milyar Euro tidak akan dibayarkan.
Krisis keuangan yang mengancam bangkrutnya Yunani juga menghentikan perjalanan Perdana Menteri Yunani Giorgos Papandreou ke Amerika Serikat. Papandreou sudah menuju London, ketika ia memutuskan kembali ke Yunani. Demikian keterangan pejabat di Athena Sabtu (17/09) kemarin. Menurut keterangan stasiun televisi Yunani, keputusan itu diambil Papandreou setelah melakukan pembicaraan dengan Menteri Keuangan Venizelos. Berdasarkan jadwal semula Perdana Menteri Papandreou akan mengikuti Sidang Umum PBB di New York sebelum mengikuti pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional.
Dyan Kostermans/DW/AP/AFP
Editor: Christa Saloh