1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
TerorismeJerman

Zat Beracun Rencana Aksi Teror di Jerman Belum Ditemukan

10 Januari 2023

Dua bersaudara asal Iran ditahan di Jerman karena diduga merencanakan serangan teror dengan zat beracun sianida dan risin. Setelah beberapa penggeledahan, sejauh ini polisi belum menemukan bahan-bahan berbahaya.

https://p.dw.com/p/4LwSx
Deutschland, Castrop-Rauxel | Weitere Ermittlungen nach dem Anti-Terror-Einsatz
Foto: Bernd Thissen/dpa/picture alliance

"Kami belum menemukan (bahan beracun) apa pun yang dapat digunakan sebagai bukti," kata juru bicara kejaksaan negara bagian Nordrhein-Westfalen di Düsseldorf hari Senin sore (9/1).

Pencarian polisi di dua garasi yang digunakan oleh tersangka teroris di kota Castrop-Rauxel pada Senin sejauh ini gagal menemukan zat berbahaya yang disebut-sebut akan digunakan dalam serangan teror.

Rangkaian penggeledahan dilakukan setelah dua bersaudara asal Iran ditangkap karena dicurigai merencanakan aksi terorisme dengan senjata biologis. Penangkapan itu dilakukan setelah informasi dari otoritas kepolisian dan dinas intelijen AS.

Kedua bersaudara laki-laki berusia 32 dan 25 tahun itu ditahan akhir pekan lalu karena diduga merencanakan serangan menggunakan racun sianida dan risin dengan tujuan membunuh "sejumlah orang yang tidak ditentukan," kata jaksa penuntut. Keduanya diyakini dimotivasi oleh ideologi Islam ekstremis.

Polisi juga menggunakan robot dalam penyelidikan
Polisi juga menggunakan robot dalam penyelidikan bahan yang diduga beracunFoto: Bernd Thissen/dpa/picture alliance

Penahanan dan penggerebekan setelah informasi dari AS

Pencarian polisi di apartemen sang kakak pada hari Minggu (8/1) juga gagal menemukan zat berbahaya. Seorang pejabat tinggi Jerman mengeritik kelambanan aparat Jerman dalam menggunakan internet untuk pengumpulan informasi intelijen.

Sementara itu, terungkap salah satu saudara laki-laki berusia 25 tahun itu pernah dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara pada tahun 2019 karena percobaan pembunuhan. Pada Juli 2018, pria itu melemparkan cabang pohon besar seberat sekitar 10 kilogram ke jalan bebas hambatan di Jerman. Cabang pohon itu menghantam sebuah mobil yang dikemudikan oleh seorang perempuan berusia 32 tahun. Pengemudi terluka oleh pecahan kaca tetapi selamat.

Saat kejadian, lelaki tersebut berada di bawah pengaruh alkohol. Itu sebabnya pengadilan memerintahkan agar dia dirawat karena kecanduan alkohol setelah menjalani beberapa waktu masa penahanan.

Seorang juru bicara kejaksaan di Dortmund mengatakan pria itu masih ditahan di sebuah klinik detoksifikasi di kota Hagen, ketika dia ditangkap akhir pekan lalu. Sedangkan kakaknya yang berusia 32 tahun ditangkap polisi di apartemennya di Castrop-Rauxel.

Salah seorang tersangka digiring polisi
Salah seorang tersangka digiring polisi di Castrop-RauxelFoto: Karsten Wickern/dpa/picture alliance

Desakan untuk wewenang penyelidikan online yang lebih luas

Menteri dalam negeri negara bagian Nordrhein Westfalen (NRW), Herbert Reul, menuntut agar otoritas Jerman diberikan wewenang meningkatkan penelusuran internet mereka dalam mengumpulkan data-data intelijen tentang kemungkinan serangan teroris.

Dia mengatakan kepada televisi Jerman bahwa "yang penting adalah mengetahui sejak dini siapa yang merencanakan apa."

Selanjutnya dia mengatakan tidak mengerti mengapa Jerman begitu segan menggunakan teknik yang ada untuk mengumpulkan data intelijen di internet, dan mengakui bahwa negara-negara bagian Jerman memang memiliki aturan yang sangat berbeda yang mengatur penelusuran dan penyelidikan informasi online.

Peraturan perlindungan data Jerman termasuk yang paling ketat di dunia, sesuatu yang sering dikaitkan dengan fakta sejarah bahwa rezim NAZI di Jerman Barat sebelum Perang Dunia Kedua, dan dinas rahasia Jerman Timur STASI, dulu menggunakan pengawasan luas terhadap rakyatnya sendiri.

hp/yf (dpa, afp)