Apakah Kenaikan Suhu 1,5 Celcius Masih Bisa Dihindari?
29 November 2023Ketika para pemimpin dunia bertemu di Dubai pada akhir November ini untuk Konferensi Iklim Dunia ke-28 (COP28), Perjanjian Paris disepakati.
Pada saat itu, ilmuwan memperingatkan bahwa Jutaan orang berisiko mengalami bencana gelombang panas, kebakaran hutan dan badai yang semakin dahsyat jika suhu bumi memanas lebih dari 1,5 derajat Celcius, dibandingkan dengan zaman pra-industri.
Peringatan tersebut mendorong sebagian besar negara di dunia untuk sepakat membatasi pemanasan global di bawah 2°C dan "melanjutkan upaya" untuk tidak melebihi batas 1,5°C.
Namun apa yang terjadi jika rata-rata suhu Bumi melampaui batas tersebut?
Batas merah bagi kemanusiaan
Ilmuwan merekomendasikan batas kenaikan suhu 1,5°C sebagai garis merah bagi kelangsungan hidup di muka Bumi.
Beragam riset ilmiah sebelumnya telah menggambarkan skenario muram jika manusia melampui batas tersebut.
"Ini bukan angka yang bisa dinegosiasikan secara serampangan. Ini adalah sesuatu yang tidak bisa dinegosiasikan dan kami benar-benar harus berusaha menghormati batasan ini sebaik mungkin,” kata Johan Rockström dalam sebuah video untuk Stockholm Resilience Center (SRC).
Rockström adalah direktur Institut Penelitian Dampak Iklim (PIK) Potsdam dan salah satu penulis penelitian yang meneliti dampak kenaikan suhu global melebihi 1,5 °C.
Namun untuk menghindari batasan tersebut, Panel Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), emisi global harus dikurangi setengahnya pada tahun 2030, yaitu dalam enam tahun ke depan.
Seberapa dekat kita dengan batas 1,5 °C?
Sejak tahun 1880, suhu rata-rata global telah meningkat sebesar 0,08°C per dekade. Kenaikan suhu melonjak secara signifikan sejak tahun 1981, ketika naik lebih dari dua kali lipat.
Sepanjang sejarah pencatatan cuaca, sepuluh tahun terpanas terjadi sejak tahun 2010. Ilmuwan sudah memperkirakan bahwa tahun 2023 akan menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat, dengan suhu 1,43 derajat Celcius di atas rata-rata masa praindustri.
Namun, rekor panas tahun 2023 tidak cukup untuk menentukan apakah pemanasan global telah melampaui angka 1,5 derajat Celcius, jelas direktur layanan perubahan iklim UE Copernicus, Carlo Buontempo, dalam wawancara dengan DW. "Menurut definisi Perjanjian Iklim Paris, suhu rata-rata global harus setinggi ini secara konstan dalam jangka waktu sekitar 20 tahun,” kata dia.
Apa yang terjadi jika kita melampaui ambang batas 1,5 derajat Celcius?
Laporan dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) memperkirakan, suhu global akan mencatatkan rekor tertinggi baru dalam lima tahun ke depan. Adapun PBB memperkirakan bahwa Bumi akan melampaui batas kritis 1,5°C dalam dekade mendatang.
"Diskusi saat ini terutama berkisar pada bagaimana kita dapat kembali ke bawah angka ini setelah melampauinya,” kata direktur Copernicus, Buontempo.
Melintasi batas kritis itu tidak serta-merta berarti bencana bagi umat manusia, jelas Sergey Paltsev. Dia adalah wakil direktur Institut Sains dan Kebijakan Perubahan Global di Institut Teknologi Massachusetts (MIT) di Amerika Serikat.
"Ilmu pengetahuan tidak mengatakan bahwa kenaikan suhu, katakanlah, 1,51 derajat Celsius akan berarti kiamat,” kata Paltsev.
Namun, menurut perkiraan sains, kenaikan suhu sebanyak 1,5 derajat Celcius akan melazimkan bencana badai, gelombang panas dan kekeringan ekstrem di dunia. Dampaknya akan dirasakan oleh kita semua.
Ketika badai dan banjir mengancam perumahan penduduk dan infrastruktur publik, bencana kekeringan akan melumpuhkan pasokan air minum dan produksi pangan, serta menaikkan harga. Gelombang panas juga mengancam kesehatan manusia, terutama bagi orang lanjut usia, pengidap penyakit akut dan anak-anak.
rzn/hp
Jangan lewatkan konten-konten eksklusif yang kami pilih setiap Rabu untuk kamu. Daftarkan e-mail kamu untuk berlangganan Newsletter mingguan Wednesday Bite.