Brahimi Usulkan Pemerintah Transisi Suriah
27 Desember 2012Utusan khusus PBB dan Liga Arab Lakhdar Brahimi, Kamis (27/12) di Damaskus menyerukan pembentukan pemerintah transisi di Suriah, sampai terlaksananya pemilihan umum baru di negara yang dilanda perang saudara itu. Namun Brahimi tidak memberikan keterangan mengenai masa depan Presiden Bashar al-Assad.
Kementerian Luar Negeri di Moskow sementara ini membantah bahwa ada rencana baru perdamaian bagi Suriah dari Amerika Serikat dan Rusia. Sasarannya tetap menerapkan rencana perdamaian dari utusan internasional untuk PBB sebelumnya, Kofi Annan.
Pengganti Annan, Brahimi menekankan, perubahan politik di Suriah tidak boleh hanya polesan belaka, melainkan harus membawa pergantian jangka panjang. Institusi-institusi pemerintah sebaiknya dipertahankan. Masalah paling pelik yakni sejauh mana kemungkinan keterlibatan Assad dalam pemerintahan transisi, tidak dijawab Brahimi.
Bagi kelompok pemberontak, fungsi secara politis musuh utamanya beserta pendukung-pendukungnya adalah tabu. Pemerintah Suriah sejauh ini tidak menyatakan keterangan terkait usulan Brahimi, yang amat mirip dengan usulan pendahulunya Annan.
Usulan-usulan yang gagal pada musim panas lalu antara lain meliputi gencatan senjata tanpa batas waktu yang akan diawasi pelaksanaannya oleh ratusan petugas PBB. Untuk pembentukan pemerintah transisi "kesatuan nasional" antara lain akan dipersiapkan usulan konstitusi baru dan pemilihan umum baru. Meskipun demikian atas tekanan Rusia, pintu keikutsertaan bagi klan Assad tetap terbuka. Ini membuat pihak oposisi langsung menolaknya.
Upaya Pembicaraan Berikutnya di Moskow
Kini Lakhdar Brahimi mengisyaratkan kemungkinan penambahan rencana-rencana tersebut, tanpa menyebutkan rinciannya. Apakah itu menyangkut rencana pemilihan baru untuk parlemen dan presiden, tidak pula disebutkannya. Karena belakangan ini kawasan di Suriah yang dikuasai kelompok pemberontak semakin luas, kesediaan kompromi mereka tidak mungkin lebih besar.
Upaya untuk mengakhiri konflik berdarah di Suriah semakin terpusat pada pembicaraan-pembicaraan di Moskow. Hari Kamis, delegasi Suriah di bawah pimpinan wakil menteri luar negeri Faisal Makdad, tiba di ibukota Rusia tersebut. Delegasi itu disambut di kementerian luar negeri Rusia, kata juru bicara kementerian luar negeri Alexander Lukaschewitsch kepada jurnalis.
Sabtu (29/12) utusan khusus PBB dan Liga Arab Brahimi ditunggu pula kehadirannya di Moskow. Sebelumnya awal pekan ini Brahimi kembali mengunjungi Moskow untuk upaya solusi perdamaian. Namun pembicaraan dengan wakil-wakil kedua pihak yang bertikai di Suriah tidak membawa terobosan baru.
Sementara itu menurut organisasi pengamat Hak Asasi Manusia yang dekat dengan pihak oposisi Suriah, dalam konflik berdarah di negara itu sejak Maret 2011, sudah lebih dari 44 ribu orang tewas.