Berlinale: Film 'Dahomey' Menangkan Penghargaan Beruang Emas
26 Februari 2024Berlinale terkenal sebagai festival film paling politis dari ketiga festival film besar Eropa. Pada edisi ke-74, Berlinale tetap mempertahankan reputasi itu, dengan menganugerahkan hadiah utamanya, Golden Bear atau Beruang Emas, untuk film dokumenter karya Mati Diop, "Dahomey". Film ini menceritakan pengembalian 26 harta rampasan kolonial dari Prancis ke Benin. Harta rampasan itu milik kerajaan Dahomey.
“Untuk membangun kembali (sesuatu) pertama-tama kita harus melakukan restitusi,” kata pembuat film Prancis-Senegal tersebut dalam pidato penerimaan penghargaan yang banyak didamba pembuat film itu. “Kami termasuk orang-orang yang menolak lupa.”
Dulu Mati Diop juga pernah menggoreskan sejarah di Festival Film Cannes lewat pemutaran perdana filmnya pada tahun 2019 yang berjudul: "Atlantics”. Ia menjadi perempuan kulit hitam pertama yang tampil dalam kompetisi di festival bergengsi tersebut.
Film dokumenter terbarunya kini mendapat penghargaan, pada saat pengembalian benda-benda rampasan kolonial menjadi topik perdebatan sengit di museum-museum bekas penguasa di era kolonial.
Pilihan yang mengejutkan di antara Penghargaan Beruang Perak
Dalam tugas memilih pemenang Golden Bear atau Beruang Emas dan Silver Bears atau Beruang Perak, aktris pemenang Academy Award asal Meksiko-Kenya Lupita Nyong'o didampingi oleh enam juri lainnya: Aktor dan sutradara Brady Corbet (AS), sutradara Ann Hui (Hong Kong, Tiongkok), sutradara Christian Petzold ( Jerman), sutradara Albert Serra (Spanyol), aktor dan sutradara Jasmine Trinca (Italia) dan penulis Oksana Zabuzhko (Ukraina).
Film Iran "My Favourite Cake," yang membahas tabu yang dihadapi perempuan di negara itu, memenangkan hati banyak kritikus. Sutradaranya, Maryam Moghaddam dan Behtash Sanaeeha, dilarang bepergian ke luar Iran oleh otoritas negara terkait dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Film ini menerima penghargaan Fipresci dan penghargaan dari juri Ecumenical menjelang upacara gala, tetapi tidak menerima satupun penghargaan Beruang Perak.
Sementara itu, film karaya veteran Berlinale Hong Sangsoo "A Traveller's Needs", yang digambarkan oleh para kritikus sebagai karya biasa-biasa saja, memenangkan penghargaan tertinggi kedua di festival tersebut.
Pembuat film ternama asal Korea Selatan ini sukses menambahkan deretan penghargaan juri Beruang Perak 2024 ke dalam koleksi penghargaan festival film Berlinale-nya. "Saya tidak tahu apa yang Anda tonton di film itu," kata sang sutradara itu membanyol, setelah menerima hadiah tersebut. Guyonannya itu memicu gelak tawa di antara para undangan yang hadir.
Pembuat film Perancis Bruno Dumont membiarkan rekaman suara kecerdasan buatan (AI) berbicara atas nama tropinya, saat menerima penghargaan juri Beruang Perak untuk film fiksi ilmiah "The Empire." Sementara itu, pembuat film Dominika, Nelson Carlo De Los Santos Arias, mengkritik imperialisme Amerika ketika menerima Silver Bear sebagai sutradara terbaik untuk karya eksperimentalnya, "Pepe."
Emily Watson, Sebastian Stan kebagian penghargaan
Sebastian Stan, yang dikenal oleh para penggemar Marvel Cinematic Universe sebagai Bucky Barnes/ Winter Soldier, memenangkan penghargaan Silver Bear sebagai pemeran utama terbaik dalam film "A Different Man". Sementara Emily Watson, yang memerankan Suster Mary dalam film "Small Things Like These ," menerima Silver Bear untuk kategori pemeran pendukung terbaik. Sebagai informasi, penghargaan akting Berlinale bersifat gender netral.
Pembuat film Jerman Matthias Glasner memenangkan Silver Bear untuk kategori skenario terbaik di film drama keluarga "Dying" yang dibintangi Lars Eidinger. Saat mengumumkan penghargaan tersebut, penulis Ukraina Oksana Zabuzhko merujuk pada perang di negara asalnya dan mencatat bahwa "kurangnya empati" --yang menurutnya merupakan akar dari semua konflik, dieksplorasi secara sangat baik dalam drama keluarga ini.
Penghargaan Beruang Perak untuk kontribusi artistik yang luar biasa diberikan kepada sinematografer Martin Gschlacht atas karyanya dalam drama psikologis kelam "The Devil's Bath", yang disutradarai oleh pembuat film Austria Veronika Franz dan Severin Fiala.
Film dokumenter Palestina-Israel mendapat penghargaan
Momen politik kuat lainnya dalam upacara penghargaan tersebut begitu terasa ketika diumumkan penghargaan film dokumenter terbaik: "No Other Land," sebuah film yang mendokumentasikan penghancuran sebuah desa di Tepi Barat oleh tentara Israel dan pemukim bersenjata.
Film ini merupakan besutan kolektif duo sutradara Palestina-Israel dan diputar di Panorama, acara sampingan dari festival akbar Berlinale. Menerima penghargaan atas nama kolektif tersebut, Basel Adra dari Palestina dan Yuval Abraham dari Israel meminta Jerman "untuk menghormati seruan PBB dan berhenti mengirimkan senjata ke Israel."
Adra juga mengatakan sulit baginya untuk merayakan keberhasilan film ini, ketika rekan-rekannya di Gaza “dihabiskan nyawanya.” Abraham juga menyerukan diakhirinya apa yang ia sebut sebagai “apartheid, ketidaksetaraan ini.”
Berlinale edisi tahun 2014 adalah festival terakhir yang dipimpin Mariette Rissenbeek dan Carlo Chatrian. Keduanya pada tahun lalu mengumumkan bahwa mereka akan mengundurkan diri setelah edisi 2024, ketika mandat lima tahun mereka di festival tersebut berakhir. Pada pembukaan gala tersebut, keduanya juga meminta Hamas untuk membebaskan semua sandera dan meminta Israel untuk "melakukan segala kemungkinan untuk menghindari jatuhnya korban." (ap/hp)