Petugas Medis Tinggalkan Perbatasan Polandia-Belarus
7 Januari 2022Meskipun mengetahui orang-orang di sepanjang perbatasan Belarusia-Polandia "sangat membutuhkan bantuan medis dan kemanusiaan," badan amal medis Doctors Without Borders (MSF) mengatakan pihaknya menarik tim tanggap daruratnya dari wilayah tersebut.
"Sejak Oktober, MSF telah berulang kali meminta akses ke area terbatas dan pos penjaga perbatasan di Polandia, tetapi tidak berhasil," kata Frauke Ossig, koordinator darurat badan amal MSF untuk Polandia dan Lithuania pada hari Kamis (06/01).
"Kami tahu bahwa masih ada orang yang melintasi perbatasan dan bersembunyi di hutan, membutuhkan bantuan, tetapi sementara kami berkomitmen untuk membantu orang-orang yang bergerak di mana pun mereka berada, kami belum dapat menjangkau mereka di Polandia," tambah Ossig.
MSF mengatakan prihatin bahwa membatasi akses organisasi-organisasi bantuan dapat mengakibatkan lebih banyak kematian. Mereka juga mengatakan kebijakan semacam itu adalah "contoh lain dari UE yang dengan sengaja menciptakan kondisi yang tidak aman bagi orang untuk mencari suaka di perbatasannya."
Sementara banyak pengungsi menerima perlindungan di pusat logistik, sejumlah orang dilaporkan tewas kedinginan di sepanjang perbatasan.
Mengapa organisasi bantuan tidak dapat menjangkau para migran dan pencari suaka?
Pada tanggal 1 Desember lalu, Kementerian Dalam Negeri Polandia memperpanjang keadaan darurat yang melarang semua non-penduduk, termasuk jurnalis dan kelompok bantuan non-pemerintah masuk ke daerah perbatasan.
"Orang-orang diserang dan dipukuli di tangan penjaga perbatasan, namun pejabat negara terus membiarkan praktik mendorong orang antar perbatasan mengetahui bahwa penganiayaan semacam itu terus berlanjut," kata MSF.
Dengan ribuan orang di sisi Belarusia sepanjang perbatasan yang membentang 400 kilometer, Polandia berniat mengganti pembatas pagar kawat berduri dengan barikade permanen dan mengirim ribuan tentara ke perbatasan. Hal ini dikhawatirkan dapat membuat para pengungsi terjebak di tanah tak bertuan dan tidak dapat mengajukan permohonan suaka di Uni Eropa (UE).
Penjaga perbatasan dituduh melakukan 'penolakan' ilegal
Penjaga perbatasan Polandia telah dituduh secara paksa mendesak para pengungsi dan pencari suaka kembali ke Belarus - sebuah langkah yang melanggar hukum internasional. MSF melaporkan sedikitnya 21 orang telah kehilangan nyawa dalam upaya mereka.
Pada bulan Desember, kelompok masyarakat sipil Polandia Salam Lab melaporkan bahwa lima warga Suriah dan satu warga Palestina yang berhasil menemukan jalan keluar dari zona eksklusi Polandia mengatakan bahwa mereka telah dipaksa kembali ke Belarus beberapa kali oleh pihak berwenang Polandia.
Negara-negara UE, yakni Latvia dan Lithuania, yang juga berbatasan dengan Belarus, juga telah memperkuat keamanan perbatasan mereka dan menyatakan keadaan darurat. MSF mengatakan belum menerima akses ke migran di perbatasan Belarus-Lithuania.
UE menuduh Presiden Belarus Alexander Lukashenko mendorong orang-orang yang melarikan diri dari konflik dan kemiskinan di Timur Tengah untuk mencoba memasuki UE melalui Belarus.
Belarus pun menyangkal hal ini dan mendesak UE untuk menerima para pengungsi.
"Situasi saat ini tidak dapat diterima dan tidak manusiawi," kata Ossig. "Orang-orang memiliki hak untuk mencari keselamatan dan suaka dan tidak boleh didorong kembali ke Belarus secara tidak sah."
rap/hp (AFP, Reuters, AP)