Jerman: Ganjar Unggul - PDIP, PKS dan PSI Tiga Besar
21 Februari 2024Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU) Selasa (20/02), pasangan calon (paslon) nomor urut 03 Ganjar-Mahfud MD paling banyak meraih suara dalam pemilu presiden (pilpres) Indonesia 2024 di Jerman yang terbagi menjadi tiga wilayah Panitia Pemilihan Luar negeri (PPLN): Berlin, Frankfurt dan Hamburg.
Dari hasil surat suara sah berdasarkan sumber dari Sirekap KPU dan pengecekan data masing-masing PPLN, paslon nomor urut 03 Ganjar-Mahfud meraup 4.093 suara. Menyusul di belakangnya pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dengan 2.864 suara, dan di urutan buncit paslon 01, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar meraih 2.346 suara.
Sementara untuk partai politik, Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDIP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan merajai tiga besar pengumpulan suara di Jerman. Lebih dari 2700 suara digenggam PDI P, sementara PSI meraih lebih dari 1600 suara, disusul PKS dengan perolehan 1300-an suara.
Masing-masing di PPLN Berlin, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) meraup suara terbanyak dengan memperoleh 27,37% suara, disusul Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan perolehan 18,94% suara, dan menduduki peringkat ketiga Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dengan mengantongi 14,81% suara.
Di PPLN Frankfurt, PDIP berjaya dengan perolehan 32,11 persen suara, disusul PSI dengan 19,61 persen suara dan di urutan ketiga PKS dengan perolehan 12,76% suara. Di PPLN Hamburg, PDIP juga jadi yang teratas peringkatnya dengan 30,04 persen suara.
Di Jerman, Warga Negara Indonesia (WNI) yang berhak memilih dapat mencoblos baik lewat pos, maupun datang langsung ke tempat pemungutan suara.
Ketua Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Berlin, Roni Susman bercerita kepada DW, debat paslon tampaknya memengaruhi bagaimana pemilih menentukan pilihannya. "Pemilih via pos banyak mengembalikan surat suara setelah debat terakhir capres, dalam sehari ada 150 surat yang diterima setelah debat capres dilaksanakan KPU. Kami berkesimpulan, pemilih di luar negeri sangat hati-hati dalam menentukan pilihan demi masa depan negaranya," ujar Roni mengapresiasi,
Petugas PPLN dan KPPSLN kelelahan
Sebagaimana halnya di tanah air, hampir semua petugas PPLN di Jerman juga kelelahan dengan proses panjang sejak Maret 2023, mulai dari mendata pemilih dari kota ke kota hingga lanjut penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT), pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara via pos dan di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Demikian tutur Roni seraya mengkonfirmasi akhirnya penghitungan suara di ketiga PPLN di Jerman tuntas.
"Semua proses panjang yang sungguh menguras energi dan kesabaran PPLN dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN). Di akhir perjalanan kami banyak menerima testimoni berupa apresiasi atas suksesnya pelaksanaan pemilu di Berlin, bukan saja dari warga pemilih akan tetapi juga dari saksi paslon dan parpol serta media yang terus mendampingi PPLN mensosialisasikan pemilu kepada warga,” ujarnya lega.
Sementara itu Retno Widyastuti, petugas PPLN Frankfurt jatuh sakit lusa setelah pemungutan suara di Frankfurt berakhir 10 Februari lalu, yang menyebabkannya tidak bisa mengikuti proses penghitungan suara. DPT di PPLN Frankfurt, adalah yang terbanyak di Jerman, jumlahnya mencapai sekitar 11 ribu. Kepada DW ia menuturkan: "Mulai persiapan dan pemilu d TPS, lumayan menguras energi dan pikiran, jadinya begitu selesai pemilihan di TPS, kesehatanku ambruk lagi. Baru hari ini (21/02) saya masuk kerja lagi, walau belum sepenuhnya pulih,” paparnya.
Sekitar separuh WNI di Jerman golput
Di PPLN Frankfurt tercatat ada lebih dari 11 ribu DPT. Namun suara sah yang memilih hanya sekitar lima ribu orang. Di PPLN Berlin tercatat ada lebih dari 4.500 DPT. Namun dalam hasil akhir penghitungan jumlah yang ikut pemilu atau suaranya sah dalam memilih kurang dari separuhnya. Di Hamburg, dari 5.200 DPT, hanya 2100-an suara sah.
Anggar Lestarih, WNI yang tinggal di Buttenwiesen bercerita, ia tidak ikut pemilu kali ini karena baginya, dalam pemilu yg diuntungkan hanya segelintir kelompok elite saja. "Semua elite politik sama saja. Hanya janji-janji salama kampanye saja yang mereka dengungkan, namun yang diuntungkan hanya partai politik dan para investor," tuturnya jengkel.
Ditambah lagi, hingga hingga detik terakhir pemilu, ia tidak menerima surat suara, baik via pos maupun undangan ke TPS. "Jika surat suaranya datang, mungkin saya akan berpikir lagi untuk terpaksa memilih dengan mengirim balik surat suara," paparnya kecewa, meski mengaku sulit untuk menentukan pilihan dalam pemilu kali ini. Di luar itu, ia bisa memahami kompleksnya kerja para petugas pemilu di Jerman, atas kerja keras mereka.
Seorang mahasiswa di Kota Köln yang tak mau namanya disebut merasa bimbang antara memilih paslon 01 dan 02. "Saya ingin pilih Anies tapi enggak jadi, karena kabarnya kalau putaran kedua, timnya akan bangun kekuatan dengan paslon 03 untuk melawan Prabowo, saya jadi bingung, akhirnya batal berangkat ke TPS. Sementara ada juga kenalan saya orang Indonesia di satu kota, dia cerita tidak ikut pemilu karena dalam email yang ia terima dari PPLN September lalu, datanya lengkap semua, hanya tidak ada nomor kartu keluarga. Padahal di Indonesia dia tidak punya keluarga. Akhirnya dia tidak dapat surat suara lewat pos maupun undangan ke TPS. "Harusnya hal semacam itu bisa dimaklumi dan tetap dikirimi surat suara. Saya baca di grup Facebook, ada juga yang mengalami hal serupa."
Dari WNI di Jerman buat Indonesia
Di lain pihak Siti Asiyah yang tinggal di Kota Bonn, mengaku puas dengan hasil pemilu Indonesia di Jerman. khususnya di Frankfurt. "Pemilu berjalan lancar dilakukan khususnya di Frankfurt dan tidak ada kendala. Ia mengapresiasi para petugas pemilu di Jerman.
"Beda pilihan pun tidak masalah dan kebanyakan juga relawan-relawan paslon di Jerman walau beda pilihan juga bersatu untuk mensukseskan pemilu," tandasnya. "Pilihan tetap jadi putusan masing-masing, tapi kampanye untuk kebersamaan, Bersatu bagi Indonesia, itu yang terpenting,” tambah Siti.
Tingginya perolehan suara Ganjar-Mahfud MD di Jerman, menjadi penghiburan bagi Sri Tunruang, salah satu pendukung paslon no urut 03 di Jerman. Ia bercerita: "Bahwa kekalahan paslon 03 (ed: berdasarkan hitung cepatt) begitu masif membuat saya tidak mampu berbicara beberapa hari. Ada sesuatu yang mengherankan, mengingat perjalanan kampanye paslon 03 di 450 titik tidak terlalu jelek, bahkan kadang di luar ekspektasi. Namun saya juga menyadari program 03 yang diajukan kurang "menggigit" sebagai kelanjutan dan perbaikan program Jokowi yang baik,” ujarnya.
Meski sudah bukan lagi merupakan Warga Negara Indonesia (WNI), Sri Tunruang berharap pihak yang kalah dalam pemilu 2024 ini nantinya bisa menghadapi kekalahan dengan menjadi oposisi yang tegar dan kuat. "Melawan secara terhormat dan bermartabat. Perjuangan uuntuk kebenaran dan keadilan di tanah air masih harus dilanjutkan," pungkasnya.
(Tambahan sumber: Data PPLN Berlin, Hamburg dan Frankfurt, Sirekap KPU)