Israel Ancam Wartawan yang Ikut Konvoi Pembebasan Gaza
27 Juni 2011Tanggal 31 Mei 2010, tentara Israel melakukan operasi militer di laut terbuka, masuk ke dalam kapal berbendera Turki "Mavi Marmara" yang berniat membuka blokade laut Israel atas Gaza. Sembilan aktivis pro Palestina asal Turki tewas dan puluhan lainnya terluka. Setelah itu, sekitar 700 aktivis "Pembebasan Gaza" sempat ditahan selama 36 jam. Insiden di laut lepas itu, merusak hubungan diplomatik antara Tel Aviv dengan Ankara.
Kini, pemerintah Israel mengancam para wartawan asing yang ikut dalam konvoi. Kepala Kantor Pers Pemerintah Israel, Oren Helman, mengirimkan surat elektronik atau e-mail peringatan yang isinya, "Jika anda berpartisipasi sebagai koresponden dalam aksi Flotilla kali ini, maka anda akan ditolak masuk ke Israel selama sepuluh tahun mendatang".
Kepada asosiasi pelayaran internasional disebutkan bahwa ini adalah provokasi berbahaya, yang dilakukan unsur-unsur ekstremis Islam di Barat yang mendukung Hamas.
Asosiasi Pers Asing di Israel menilai ancaman yang dikeluarkan oleh Kantor Pers Pemerintah Israel sebagai sebuah manuver yang menimbulkan keraguan serius mengenai komitmen negara itu pada kebebasan pers.
Surat Kabar "Ha'aretz" mengutip pernyataan anggota Knesset, mengatakan bahwa dalam sebuah pertemuan, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan, Israel akan berhenti menggunakan cara diplomatik dan kemungkinan akan menggunakan langkah militer untuk menghentikan konvoi kapal ini agar tidak bisa mencapai Palestina.
Koran ini mengutip Netanyahu yang mengatakan bahwa Israel akan menggunakan kekerasan terhadap siapapun yang melanggar perintah Angkatan Laut Israel.
Angkatan Laut Israel telah dipersiapkan untuk menghadapi kemungkinan konfrontasi baru di laut terbuka. Radio Angkatan Darat mengutip seorang brigadir jenderal yang menegaskan bahwa tentara Israel akan mengambil tindakan tegas kepada konvoi aktivis pro Palestina.
Lebih jauh ia mengatakan, "Jika tidak akan ada inisiatif internasional untuk menghentikannya, maka armada kami akan datang. Kami dalam konteks ini sudah memberikan informasi yang cukup. Tidak bijaksana jika ada korban yang kembali jatuh. Namun, jika ada niat membunuh seorang prajurit kami, maka kami akan melawan. Anda harus bereaksi atas cara-cara agresif, bahkan jika itu berarti harus membunuh seseorang."
Sebuah komisi penyelidikan Israel yang dipimpin oleh pensiunan hakim Yaakov Turkel telah menerbitkan sebuah laporan pertama di bulan Februari, yang membenarkan penyerbuan militer yang dilakukan tentara Israel kepada para aktivis "Pembebasan Gaza".
Andy Budiman
Editor: Hendra Pasuhuk