Italia Membuat Cemas Zona Euro
27 Februari 2013Ekonomi terkuat ketiga Zona Euro mengalami resesi berat. Pertumbuhan ekonominya terus menurun. Pengangguran di Italia naik lebih dari 11 persen. Sepertiga warga mudanya tidak punya kerja. Warga Italia ragu dan tidak yakin mengenai guna reformasi yang dilakukan Perdana Menteri Mario Monti. Dari situ muncul kekuatan skeptis Eropa. Lebih dari separuh suara diberikan kepada mantan PM Silvio Berlusconi dan komedian Beppe Grillo.
Tapi orang tidak boleh tertukar antara penyebab dan dampak, diperingatkan Nicolaus Heinen, pakar ekonomi Deutsche Bank. "Tingginya tingkat pengangguran bukan konsekuensi dari reformasi, melainkan konsekuensi dari puluhan tahun kegagalan ekonomi dan kemacetan reformasi.“ Dalam sistem yang ada, para pekerja akan diuntungkan dan penganggur dirugikan, ujar Heinen kepada DW.
Hampir Semua Warga Kecewa Terhadap Monti
Ini menyebabkan pemutusan hubungan kerja berlangsung bertahun-tahun dan perusahaan takut merekrut pegawai baru. Upaya reformasi Monti gagal, karena tidak ada yang mau melepaskan keistimewaannya.
Pujian bagi Monti datang terutama dari luar negeri untuk kesuksesannya membereskan keuangan negara, tapi yang terutama dicapainya melalui kenaikan pajak dan bukan melalui pemotongan pengeluaran, kata kritisi di Italia. Kebanyakan warga Italia kecewa dengan politiknya, kata Andreas Freytag, profesor ekonomi Universitas Jena. „Di satu pihak, mereka yang selama ini menarik untung dari sistem memandang kepentingannya terhambat dengan reformasi, dan di pihak lain mereka yang ingin dinamika lebih kecewa lagi.“ Freytag memperkirakan melemahnya upaya reformasi, memanjangnya krisis dan ketidakpastian bagi semua pihak. Juga Nicolas Heinen memprediksi, ketidaktenangan politik di Eropa akan bertambah.
Meskipun demikian Nicolaus Heinen dari Deutsche Bank tidak memprediksi adanya eskalasi krisis utang negara. „Faktanya, situasi di pasar obligasi Eropa tidak bisa dibandingkan seperti 2010 dan 2011. Kami saat ini punya Bank Sentral Eropa yang menyetujui paket bantuan Euro seberapapun harganya.“
Sementara pakar ekonomi memperingatkan kemungkinan kembali berkobarnya krisis Euro, Presiden Italia Giorgio Napolitano berusaha menenangkan keresahan masyarakat internasional.