Rencana Jerman Untuk Menaikkan Kompensasi Korban Terorisme
8 Mei 2018Dua belas orang tewas dalam serangan teroris di pasar Natal Berlin pada bulan Desember 2016 setelah Anis Amri mengendarai sebuah truk ke kerumunan orang di Breitscheidplatz. Untuk membantu keluarga korban dan mereka yang terluka dalam serangan itu, pemerintah Jerman memperkenalkan posisi "komisaris untuk para korban terorisme".
Orang yang memegang jabatan ini telah berganti - Edgar Franke menggantikan Kurt Beck pada bulan April - tetapi satu tuntutan utama tetap sama. Beck dan Franke meminta kompensasi finansial yang lebih tinggi untuk para korban dan keluarganya. Mereka percaya bahwa kompensasi, yang dibayarkan langsung setelah terjadinya serangan, harus naik tiga kali lipat.
"Korban tewas dalam serangan terhadap negara," kata Franke kepada DW. "Para teroris sebenarnya tidak ingin melukai mereka. Teroris ingin menyerang negara. Itulah mengapa negara melakukan pembayaran ini."
Kompensasi kemungkinan akan naik tiga kali lipat
Berdasarkan aturan saat ini, individu yang kehilangan anak, orang tua atau suami/istri berhak untuk menerima kompensasi sebesar 10,000 Euro (sekitar 150 juta Rupiah). Mereka yang kehilangan saudara kandung berhak menerima 5.000 Euro (sekitar 75 juta Rupiah). Korban luka juga menerima 5.000 Euro. Jumlah tersebut akan meningkat tiga kali lipat menjadi 30,000 Euro dan 15,000 Euro. Peningkatan kompensasi itu akan memperhitungkan korban serangan Berlin dua tahun yang lalu.
Perubahan lain yang diusulkan adalah memberi turis dari negara lain, termasuk warga negara non-Uni Eropa, hak atas pembayaran semacam itu - sesuatu yang sebelumnya tidak mereka dapatkan.
"Uang tentu saja tidak bisa membawa orang yang dicintai yang telah tewas kembali ke kehidupan," kata Franke. "Tetapi orang-orang yang terkena dampaknya harus menerima lebih banyak uang, karena jumlah kompensasi yang lebih tinggi adalah norma di negara lain."
Perbandingan dengan negara tetangga
Dalam laporan akhirnya yang dipresentasikan pada bulan Desember 2017, Kurt Beck telah memasukkan perbandingan jumlah kompensasi musibah antara Jerman dan sejumlah negara lain. Laporannya menunjukkan bahwa jumlah uang yang dibayarkan oleh Jerman untuk korban terorisme jauh lebih rendah dibandingkan beberapa negara tetangga.
Banyak negara, termasuk Jerman, memberikan tunjangan lainnya selain kompensasi uang untuk membantu korban terorisme. Tetapi dalam hal tunjangan musibah yang dibayarkan satu kali, 10,000 Euro adalah jumlah yang rendah. Di Perancis, suami/istri dan orang tua dari korban yang meninggal dalam serangan teroris menerima hingga 35,000 Euro dan anak-anak hingga 25,000 Euro. Di Spanyol, kerabat bahkan dapat menerima kompensasi hingga 250,000 Euro.
Jadi mengapa Jerman saat ini tertinggal?
"Sederhana saja. Sebelum Berlin kita tidak mengalami aksi terorisme skala besar, dengan jumlah korban yang tinggi di Jerman," kata Franke. Salah satu alasannya, katanya, adalah bahwa Jerman pada dasarnya enggan mengirim pasukan ke konflik internasional, yang berarti Jerman tidak menanggung "konsekuensi yang terjadi di London atau Paris."
Setelah serangan pasar Natal di Berlin, pemerintah Jerman harus bereaksi cepat untuk merancang rencana kompensasi, yang sekarang seharusnya ditingkatkan. Franke yakin pemerintah kemungkinan akan setuju dengan ide peningkatan kompensasi tiga kali lipat.
Namun demikian, ada beberapa negara lain, yang memberikan kompensasi yang lebih rendah untuk keluarga korban teror. Inggris, yang telah mengalami jumlah serangan yang relatif tinggi dalam beberapa tahun terakhir, memberi 12,500 Euro untuk anggota keluarga korban teror.
Dukungan jangka panjang yang solid
Di Jerman, mereka yang berhak atas tunjangan musibah ini adalah korban yang selamat serta keluarga korban serangan teroris dan tindak kejahatan kebencian sayap kanan - yaitu kejahatan dengan latar belakang politik yang diinvestigasi oleh jaksa penuntut umum federal. Contoh dari kejahatan kebencian sayap kanan adalah ekstrimis kanan National Socialist Underground (NSU), yang diduga telah membunuh sembilan orang karena latar belakang imigran mereka antara tahun 2000 dan 2007.
Uang adalah salah satu dari beberapa jenis kompensasi yang berhak diklaim oleh korban. Dan jika kita melihat beberapa jenis bantuan lain yang diberikan negara, Jerman berada di posisi yang lebih baik dibandingkan dengan negara lain.
"Tunjangan lain seperti pembayaran pensiun dan bantuan untuk korban luka cukup terorganisasi dengan baik di Jerman," kata Beck kepada DW.
Tunjangan ini termasuk pembayaran pensiun rutin untuk orang yang tidak dapat sepenuhnya kembali ke pekerjaan mereka setelah terluka atau trauma karena serangan, serta bantuan finansial untuk membayar dokter dan rumah sakit.
Bukan hanya uang yang penting
Bantuan finansial jangka panjang dan dukungan psikologis sama pentingnya dengan kompensasi uang, kata Helgard van Hüllen, wakil presiden Weißer Ring - organisasi Jerman yang membantu korban tindakan kriminalitas dan keluarganya -, yang juga aktif di LSM Victim Support Europe.
"Lebih dari dua pertiga dari keluarga korban tewas dalam serangan di Berlin masih menerima perawatan dari Weißer Ring," kata van Hüllen kepada DW. "Perawatan jangka panjang adalah hal yang paling penting, terutama bagi para korban terorisme."
Itu termasuk bantuan finansial jangka panjang, kata van Hüllen, "jadi yang paling penting, korban tidak memiliki masalah keuangan."
Di Jerman sumbangan dari warga, selain pembayaran dari negara, juga didistribusikan kepada para korban terorisme dan keluarga mereka.
"Saya percaya, ini adalah hal yang sangat penting bahwa kami telah melihat begitu banyak orang yang siap membantu di Jerman dan banyak orang yang memberikan donasi," kata Beck. "Tidak penting dalam aspek material, tetapi penting karena perhatian dari orang banyak sangat berarti bagi mereka yang kehilangan orang yang dicintai."
na/vlz (dw)