Jerman, UE, AS Bantu India Tangani 'Tsunami' COVID-19
26 April 2021Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan bahwa pemerintahnya sedang mempersiapkan bantuan darurat untuk India. Pada Minggu (25/04), India mencatat 349.691 kasus harian baru dengan 2.767 kematian.
"Kepada masyarakat India, saya ingin mengungkapkan simpati atas penderitaan mengerikan yang ditimbulkan COVID-19 ke komunitas Anda," kata Merkel dalam pesan yang dibagikan di Twitter oleh juru bicaranya, Steffen Seibert.
"Perang melawan pandemi adalah perjuangan bersama. Jerman berdiri dalam solidaritas dengan India dan segera mempersiapkan misi dukungan."
Kementerian Pertahanan Jerman sedang mempertimbangkan kemungkinan menyediakan generator oksigen bergerak dan peralatan medis lainnya.
UE, AS, Inggris berjanji untuk segera membantu
Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengaku khawatir dengan situasi di India. "Uni Eropa mengumpulkan sumber daya untuk cepat menanggapi permintaan bantuan India," kata von der Leyen di Twitter. "Kami berdiri dalam solidaritas penuh dengan rakyat India!"
Sementara AS akan "segera" mengirim pasokan bahan mentah yang dibutuhkan untuk membuat vaksin, serta terapi, tes, ventilator, dan alat pelindung diri ke India, Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Minggu (25/04).
"Amerika Serikat telah mengidentifikasi sumber bahan mentah spesifik yang sangat dibutuhkan untuk pembuatan vaksin Covishield di India yang akan segera tersedia untuk India," katanya.
Presiden AS Joe Biden mengatakan di Twitter bahwa "sama seperti India mengirim bantuan ke Amerika Serikat di awal pandemi, kami bertekad untuk membantu India pada saat yang dibutuhkan."
Pakistan juga telah menawarkan bantuan pasokan medis menyusul membaiknya hubungan kedua negara belum lama ini. "Sebagai tanda solidaritas dengan rakyat India saat ini, Pakistan menawarkan untuk memberikan bantuan kepada India termasuk ventilator," kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan pada Sabtu malam (24/04).
Sementara Inggris telah mengirim lebih dari 600 peralatan medis ke India, termasuk ventilator dan konsentrator oksigen. Prancis juga mengatakan akan membantu India dengan memberikan oksigen dalam beberapa hari ke depan, sedangkan Rusia akan segera mengirimkan peralatan medis.
Pengamatan DW di New Delhi
Kepala Biro DW New Delhi Amrita Cheema menggambarkan situasi di ibu kota India "sangat kritis."
Menurut Cheema, pemerintah lokal Delhi percaya satu-satunya cara untuk mengekang infeksi adalah dengan "memberlakukan langkah-langkah ketat untuk mencegah kontak orang-ke-orang," yang dianggap sebagai "satu-satunya senjata untuk membendung penyebaran."
Pemerintah Delhi sangat membutuhkan 700 ton oksigen cair, kata Cheema kepada DW. "Ada darurat oksigen di sini," katanya.
Pemerintah India telah mengerahkan pesawat dan kereta militer untuk mengirimkan oksigen ke New Delhi dan membebaskan bea cukai atas impor oksigen dan persediaan medis.
Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan pada Minggu (25/04) bahwa pemerintah berjuang dengan sekuat tenaga. "Semangat kami tinggi setelah berhasil menangani gelombang pertama," kata Modi dalam pidato radio. "Tapi badai ini telah mengguncang bangsa."
Para kritikus mengecam pemerintahnya karena mengizinkan terselenggaranya festival keagamaan dan gagal merencanakan penanganan gelombang dahsyat yang sedang dihadapi negara itu.
Situasi terkini di India
Sedikitnya 349.691 kasus virus corona di India pada Minggu (25/04) memecahkan rekor baru, sehingga total jumlah kasus yang tercatat mencapai lebih dari 16,9 juta infeksi. Selain sistem perawatan kesehatan yang kurang memadai, kapasitas krematorium dan tempat makam juga telah penuh.
"Kami memutuskan untuk memperpanjang lockdown satu minggu ... Malapetaka (virus) terus berlanjut dan tidak ada jeda. Semua orang mendukung perpanjangan lockdown," kata Kepala Menteri Delhi Arvind Kejriwal dalam sebuah pernyataan video.
ha/rap (AFP, AP, dpa, Reuters)